Apa Itu Upacara Penandatanganan?

Upacara penandatanganan adalah acara formal di mana dokumen penting secara resmi ditandatangani. Upacara-upacara ini paling sering dikaitkan dengan penandatanganan resmi yang berlaku oleh presiden, gubernur, atau pejabat hukum serupa yang disahkan oleh badan legislatif, dan merupakan bagian dari budaya politik sebagian besar negara demokrasi. Upacara penandatanganan dapat digunakan dalam konteks lain di mana penandatanganan resmi suatu dokumen mungkin perlu mendapat perhatian pers, catatan sejarah, atau publik. Semua upacara penandatanganan biasanya direncanakan, ditulis, dan dikelola dengan hati-hati.

Beberapa upacara penandatanganan yang paling terkenal adalah yang terjadi ketika seorang presiden secara resmi menandatangani RUU menjadi undang-undang. Pengesahan bagian-bagian utama dari undang-undang biasanya diiklankan dengan kemegahan dan upacara yang besar. Sekutu politik yang disukai atau anggota masyarakat yang penting secara simbolis sering diundang untuk menghadiri upacara penandatanganan semacam ini. Sekutu favorit lainnya dapat dihadiahi dengan kenang-kenangan dari proses penandatanganan, seperti pena yang digunakan dalam penandatanganan.

Dalam beberapa kasus, jenis upacara penandatanganan ini dapat menimbulkan kontroversi. Presiden dari kedua partai, dan eksekutif di banyak situasi lainnya, sering menghadapi tuduhan menggunakan upacara seperti itu sebagai kesempatan untuk pertunjukan politik yang megah dan kosong. Presiden Amerika Serikat juga menghadapi pertanyaan tentang penggunaan pernyataan penandatanganan. Pernyataan penandatanganan, yang dikeluarkan bersamaan dengan undang-undang yang baru ditandatangani, menentukan cara yang tepat di mana eksekutif ingin menegakkan undang-undang baru. Kontroversi muncul ketika seorang Presiden menggunakan pernyataan tersebut dengan cara yang dapat dianggap merusak maksud sebenarnya dari undang-undang tersebut.

Gubernur dan eksekutif lainnya juga sering menggelar upacara penandatanganan, dengan tujuan umum yang sama. Mereka juga sering dituduh mementaskan teater politik. Penggunaan hak veto item baris oleh eksekutif dapat semakin memperumit upacara penandatanganan. Tidak seperti Presiden Amerika Serikat, banyak eksekutif lainnya memiliki wewenang untuk meratifikasi hanya bagian-bagian tertentu dari suatu undang-undang. Hal ini, dalam beberapa kasus, juga dapat mendistorsi maksud asli legislasi. Kadang-kadang, hak veto item baris bahkan dapat memberikan kekuasaan kontroversial kepada eksekutif untuk secara efektif menulis ulang undang-undang dengan memveto kata-kata individu secara selektif.

Penggunaan upacara penandatanganan tidak terbatas pada ranah politik. Setiap kesempatan khusyuk di mana dokumen ditandatangani dapat diubah menjadi upacara penandatanganan. Kesempatan-kesempatan ini berkisar dari ratifikasi perjanjian hingga penerimaan kontrak di dunia olahraga profesional. Tujuan yang mendasari upacara ini biasanya masih untuk menghasilkan publisitas dan untuk membuat catatan sejarah peristiwa.