Buddha adalah orang yang telah mencapai keadaan spiritual bodhi. Kata buddha secara harfiah berarti “yang terbangun” – seseorang yang tidak memiliki ketidaktahuan dan dapat melihat alam semesta sebagaimana adanya. Orang yang telah mencapai keadaan ini dapat disebut seorang Buddha. Ada banyak Buddha, dan tidak ada yang berhak mengatakan, “Akulah satu-satunya Buddha.”
Agama Buddha mengambil ajarannya dari bimbingan spiritual. Ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta terkait dan terkait, tetapi kepada diri kita sendirilah yang pada akhirnya harus kita jawab. Jika kita menyakiti orang lain, kita merugikan diri kita sendiri, karena semuanya terkait. Di sinilah ide karma berperan; apa yang kita berikan, kita akan menerima, dan sebaliknya.
Siddattha Gotama, seorang pangeran India, dianggap sebagai guru asli agama Buddha. Selama hidupnya, ia mencapai keadaan tercerahkan. Sampai ulang tahunnya yang ke-29, Siddattha menjalani kehidupan mewah, sebagaimana layaknya bangsawan. Perlahan, hingga usia itu, ia mulai menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta pada akhirnya akan mati. Kesedihan dan rasa sakit adalah awal dari kematian. Siddattha memutuskan untuk menemukan obat untuk kesedihan umat manusia dan menjadi pencari kedamaian.
Dalam perjalanannya, Siddattha mempelajari ajaran dan filosofi dari para pemikir dan ahli spiritual paling terkemuka saat itu, tetapi tidak ada jawaban yang dia dapatkan memuaskannya. Itu adalah kasus orang buta menuntun orang buta. Siddattha segera bergabung dengan sekelompok lima murid dari seorang mantan guru. Mereka mencoba untuk berhubungan dengan indra mereka melalui pantang dan penebusan dosa.
Siddattha mempraktikkan bentuk ini selama enam tahun. Dia berpantang sampai tubuhnya menjadi menyusut dan layu. Pembuluh darahnya menonjol dari kulitnya, yang telah mengering. Selama enam tahun dia menderita, dia akhirnya menyadari kesia-siaan mutlak dari pantang dan penebusan dosa sepenuhnya.
Mengambil bimbingan dari semua temuannya, Siddattha menemukan Jalan Tengah pemikiran, atau Majjhima Patipada. Duduk di bawah pohon Bodhi dalam meditasi mendalam, ia mencapai pencerahan dan menjadi buddha. Buddha mengajarkan bahwa penderitaan disebabkan oleh keegoisan dari kemelekatan pada kehidupan dan nafsunya. Sebagai buddha, Siddattha mengajarkan filosofinya sampai usia 80 tahun, ketika ia masuk ke Nirvana.
Oleh karena itu Buddha adalah seorang manusia, dan siapa pun yang telah mencapai pencerahan dapat menjadi Buddha. Seorang Buddha ada untuk mengajar dan menunjukkan jalan keselamatan. Buddha mengajarkan orang untuk mengandalkan diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Bergantung pada orang lain untuk keselamatan adalah negatif, sedangkan bergantung pada diri sendiri adalah positif. Menurut agama Buddha, siapa pun dapat mencapai keadaan kesempurnaan dan pencerahan. Konsepnya jauh lebih spiritual daripada religius.