Nutrisi klinis adalah studi tentang hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan kesehatan dan kesejahteraan tubuh. Bidang nutrisi klinis mempertimbangkan cara tubuh menggunakan nutrisi yang ditemukan dalam makanan dan suplemen, serta cara tubuh memproses nutrisi dan kemudian menyimpannya untuk digunakan nanti atau dihilangkan. Nutrisi klinis juga mempertimbangkan faktor lain yang berkontribusi terhadap kesehatan, seperti lingkungan, riwayat keluarga, dan kesejahteraan secara keseluruhan ketika mencoba menentukan kebutuhan nutrisi individu.
Nutrisi klinis pertama kali dikembangkan pada awal 1900-an, ketika para ilmuwan menemukan bahwa beberapa penyakit, seperti beri-beri atau kudis, tampaknya disebabkan oleh diet tertentu yang cukup terbatas dalam jumlah makanan yang dikonsumsi. Pada tahun 1912, Casimir Funk, seorang ahli biokimia Polandia, telah menemukan bahwa makan beras merah tampaknya mencegah beri-beri. Dia berangkat untuk menemukan zat apa yang ditemukan dalam beras merah yang menyebabkan hal ini, dan menemukan Tiamin, yang dia sebut sebagai “vitamin” karena mengandung gugus amina. Ini kemudian dikenal sebagai vitamin B1, dan Funk dengan tepat berteori bahwa penyakit lain dapat dicegah dengan vitamin juga.
Para ilmuwan dan ahli gizi terus mengevaluasi nutrisi yang ditemukan dalam makanan paling sehat untuk mencoba menentukan kebutuhan nutrisi minimum setiap orang. Recommended Daily Allowances (RDA) adalah produk dari studi ini, dan menggambarkan secara mendasar apa yang orang harus coba makan setiap hari. Dietary Reference Intakes (DRI) mencoba menggambarkan jumlah nutrisi yang harus dimasukkan dalam diet untuk tujuan pencegahan dan pengobatan penyakit. Kombinasi dari dua rekomendasi ini umumnya memberikan gambaran lengkap tentang makanan dan nutrisi yang akan membentuk diet sehat.
Nutrisi klinis juga sering merujuk pada makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien termasuk karbohidrat, protein, dan lemak, dan digunakan untuk energi dalam tubuh serta pemeliharaan sel dan jaringan. Mikronutrien termasuk vitamin dan mineral, dan mereka membantu tubuh dalam memecah makronutrien untuk energi dengan memicu reaksi kimia. Makronutrien merupakan mayoritas makanan, sedangkan mikronutrien adalah porsi yang jauh lebih kecil dari makanan. Sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh harus bekerja sama dengan nutrisi lain untuk mencapai efek apa pun; inilah mengapa penting untuk makan makanan yang sehat, dan tidak hanya mengandalkan suplemen nutrisi, karena para ilmuwan belum menemukan semua cara di mana nutrisi bekerja sama.
Secara umum, orang yang makan makanan yang sehat dan seimbang, mengonsumsi multivitamin, dan yang tidak memiliki kondisi medis yang mendasarinya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka tanpa bantuan tambahan. Namun, jika ada yang khawatir tentang diet mereka, kunjungan ke ahli gizi klinis dapat membantu mereka kembali ke jalur yang benar. Ahli gizi akan menilai kesehatan dan kebiasaan makan mereka secara keseluruhan melalui serangkaian pertanyaan mengenai gaya hidup, riwayat kesehatan, dan riwayat keluarga, serta tes laboratorium. Ahli gizi kemudian akan dapat mengembangkan rencana makan sehat yang disesuaikan hanya untuk mereka, yang sering kali menyertakan rekomendasi lain untuk gaya hidup sehat, seperti olahraga.