Apa itu Buddhisme Vajrayana?

Buddhisme Vajrayana adalah filosofi spiritual dan kehidupan yang menganut ajaran Buddha Siddharta Gautama. Namun, kemunculannya pada abad ke-8 sering dikaitkan dengan Padmasambhava, guru tantra India yang juga dikenal sebagai Buddha kedua. Jenis Buddhisme ini terkait erat dengan aliran Buddhisme Mahayana dan Theravada, meskipun ada beberapa perbedaan dalam praktik di antara mereka. Buddhisme Vajrayana juga dianggap sebagai yana ketiga dari Buddhisme, kata Sansekerta yang berarti ‘kendaraan’. Secara khusus, jalan menuju kelahiran tradisi Vajrayana diyakini berasal dari putaran ketiga ‘roda dharma’, serangkaian ajaran Buddha dan tradisi lisan yang umumnya dikenal sebagai sutra.

Agama Buddha Vajrayana menerima namanya dari kata Sansekerta vajra, yang melambangkan petir yang digunakan oleh Indra, dewa perang dan cuaca. Kata ini juga secara longgar diterjemahkan berarti ‘berlian,’ yang menunjukkan kekuatan yang tidak dapat dipecahkan. Karena itu, Buddhisme Vajrayana sering disebut sebagai Kendaraan Berlian dan Jalan Buddhisme yang Tidak Dapat Dihancurkan. Hal ini juga identik dengan berbagai nama lain, termasuk Kendaraan Petir, Sekte Kata Sejati, Buddhisme Esoterik, Buddhisme Tantra, Mantrayana, dan Mantra Rahasia, antara lain.

Prinsip-prinsip Buddhisme Vajrayana dianggap paling dekat dengan yang dipraktikkan oleh Buddha untuk mencapai dharmakaya, atau pencerahan sejati. Namun, para Vajrayanis berpendapat bahwa Buddha tidak memiliki banyak prinsip ini karena ia menganggapnya terlalu esoteris bagi mereka yang belum diinisiasi. Seperti ajaran Buddha lainnya, Vajrayana didasarkan pada doktrin tantra (tantra), yang dapat diakses dengan mempraktikkan berbagai sadhana. Sadhana dapat terdiri dari yoga, meditasi, pernapasan terkontrol (Pranayama), dan pengulangan doa khusus yang dikenal sebagai mantra.

Tidak seperti beberapa ajaran Buddhis, jalan Buddhisme Vajrayana tidak mendikte bahwa praktisi harus berusaha keras untuk mencapai Nirvana, sebuah proses yang diyakini membutuhkan banyak masa hidup. Dalam persekutuan dengan para bodhisattva Mahayana, praktisi Vajrayana harus mencari pencerahan sempurna tetapi bersedia untuk bereinkarnasi untuk membantu orang lain di alam duniawi untuk mencapai hal yang sama. Keyakinan bahwa praktisi Vajrayana dapat mencapai pencerahan murni dalam satu kehidupan juga berbeda dari ajaran lain. Faktanya, inilah mengapa jenis Buddhisme ini kadang-kadang disebut sebagai Jalan Pendek.

Kemajuan di jalan Vajrayana dicapai dengan transmisi pengetahuan dan kebijaksanaan dari guru ke siswa, kadang-kadang melalui transendensi arus pikiran. Hubungan ini dipandang sebagai komitmen untuk menempa garis keturunan master tantra. Faktanya, Buddhisme Vajrayana dianggap sebagai aliran Buddhisme Tibet yang bertahan paling lama. Dalam semangat vajra, ajarannya telah diturunkan oleh garis keturunan guru yang tidak terputus selama ribuan tahun.