Apa itu Buddhisme Theravada?

Ada dua cabang utama agama Buddha: Theravada dan Mahayana. Buddhisme Mahayana didasarkan pada gagasan kolektif tentang pencerahan, di mana orang-orang saling membantu untuk mencapainya. Buddhisme Theravada, yang dianggap lebih tua dari dua aliran, lebih individualistis — berpendapat bahwa setiap orang harus mencapai pencerahan sendiri.
Buddhisme Theravada berpendapat bahwa calon atau pencari memperoleh wawasan spiritual hanya dari pengalaman dan penyelidikannya sendiri, bukan dari keyakinan buta, atau dari pengalaman dan penyelidikan orang lain. Akan tetapi, kitab suci dalam tradisi Theravada juga menekankan untuk mengindahkan nasihat para bijaksana. Oleh karena itu, sebenarnya merupakan kombinasi dari pengalaman dan penyelidikan sendiri, bersama dengan pertimbangan nasihat bijak, yang pada akhirnya akan mengarah pada pertumbuhan dan pencerahan spiritual.

Pencari pencerahan dalam Buddhisme Theravada diharuskan untuk mengikuti dan mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur Delapan, yang diajarkan oleh Buddha, untuk mencapai kebenaran hakiki. Jalan Berunsur Delapan terdiri dari pandangan benar, aspirasi benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Ketika Jalan ini diikuti dengan setia, diyakini bahwa para pencari akan dibimbing menuju kebangkitan spiritual.

Dalam Buddhisme Theravada, penyebab semua penderitaan manusia adalah nafsu keinginan, atau dukkha. Keinginan ini dapat berbentuk berbagai jenis kekotoran batin termasuk kemarahan, niat buruk, keserakahan, kecemburuan, kebencian, kesombongan, ketakutan, obsesi, keinginan indria, pembalasan dendam, kejengkelan, depresi, dan kecemasan. Ajaran Buddha Theravada menyatakan bahwa tidak hanya keinginan untuk menyakiti individu, tetapi juga sesama manusia.

Untuk membebaskan diri kita dari penderitaan dan memperoleh pencerahan, calon harus bermeditasi. Ini adalah teknik terbaik dan satu-satunya yang efektif untuk mencapai kebangkitan spiritual. Hanya dalam meditasi kekotoran-kekotoran batin dapat diselidiki dan dipahami, dan dengan cara itu dilenyapkan. Pada waktunya, meditator akan menyadari pencerahan dan Nirvana, tujuan akhir dari Buddhisme Theravada.

Nirvana mengacu pada keadaan kebahagiaan sempurna, yang disertai dengan pembebasan dari siklus berulang kelahiran, penyakit, penuaan dan kematian. Setiap individu bertanggung jawab untuk mencapai pencerahan dan pembebasannya sendiri.
Buddhisme Theravada saat ini dipraktekkan di seluruh dunia termasuk Sri Lanka, Kamboja, Laos, Burma, dan Thailand. Hal ini juga dipraktekkan oleh minoritas tertentu di beberapa bagian Cina, Vietnam, dan Bangladesh. Saat ini ada lebih dari seratus juta pengikut di seluruh dunia, dan dalam beberapa dekade terakhir, telah menarik pengikut di Barat juga.