Apa itu Beneficial Ownership?

Kepemilikan manfaat adalah bentuk kepemilikan di mana seseorang mempertahankan manfaat dan tanggung jawab kepemilikan, tetapi bukan hak yang sebenarnya. Itu muncul dalam sejumlah konteks yang berbeda. Undang-undang seputar Beneficial Ownership bervariasi, dan dalam pengaturan yang menyimpang dari praktik standar, sebaiknya berkonsultasi dengan pengacara untuk mendapatkan nasihat. Seorang pengacara juga dapat membantu menyusun kontrak yang secara jelas mendefinisikan hubungan semua pihak yang terlibat.

Dalam contoh sederhana dari Beneficial Ownership, ketika orang membuat perjanjian dengan perusahaan pialang, perusahaan tersebut menjadi pemilik manfaat dari saham dan sekuritas pelanggan. Diperbolehkan untuk melakukan perdagangan atas nama pelanggan, untuk membeli dan menjual, dan untuk membuat keputusan lain yang terkait dengan sekuritas. Namun, perusahaan tidak memegang hak atas sekuritas, dengan hak berada di tangan klien.

Demikian pula, pemilik hak cipta dapat mengalihkan sebagian hak kepada pemilik manfaat melalui pengaturan. Ada banyak kasus di mana hal ini dilakukan baik dalam perjanjian tersurat maupun tersirat. Pemegang hak cipta masih memiliki hak cipta, tetapi pemilik manfaat dapat menggunakannya seperti miliknya sendiri, dan dapat membuat keputusan yang melibatkan bagaimana dan di mana hak cipta digunakan.

Di dunia keuangan, pemilik manfaat mungkin diminta untuk melaporkan status mereka. Istilah “pemilik manfaat” juga dapat merujuk kepada orang-orang dengan hak suara atau saham pengendali dalam sesuatu, termasuk kelompok orang yang berbagi kepemilikan. Mereka diwajibkan untuk melaporkan bahwa mereka adalah pemilik manfaat demi kepentingan transparansi penuh, sehingga orang lain memahami bagaimana keputusan dibuat dan siapa yang dapat terlibat dalam pengambilan keputusan. Ketika ada perubahan Beneficial Ownership, hal ini juga harus dilaporkan.

Kepemilikan manfaat melibatkan kewajiban tersirat sebagai wali amanat. Pemilik manfaat tidak memegang hak atas properti, tetapi diharapkan untuk memperlakukannya secara bertanggung jawab, dan menanganinya seolah-olah itu miliknya sendiri. Kegagalan untuk merawat properti dengan benar dapat mengakibatkan hukuman hukum dan keuangan, karena perintah nominal atau resmi dapat menyatakan bahwa pemilik manfaat menyalahgunakan posisinya. Orang-orang yang tidak jelas tentang hubungan kepemilikan mereka dengan sesuatu harus mendiskusikan situasi dengan pengacara untuk memastikan bahwa mereka melaksanakan tanggung jawab dengan benar, dan untuk menghindari tanggung jawab hukum atas kegagalan untuk melakukan.