Kapan Amerika Serikat Akan Memilih Presiden Wanita?

Meskipun Hillary Clinton kalah dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan 77 suara elektoral, dia mengumpulkan 48.2% suara populer — dibandingkan dengan 46.1% untuk Presiden Donald Trump saat ini. Namun meskipun angka-angka itu tampaknya menunjukkan bahwa seorang wanita akan memenangkan Gedung Putih suatu hari nanti, survei tahun 2019 terbukti kurang menjanjikan.
Indeks Reykjavik untuk Kepemimpinan menemukan bahwa hanya 49% pria Amerika yang akan “sangat nyaman” dengan presiden wanita, dibandingkan dengan 59% wanita Amerika. Survei serupa dilakukan di semua negara G7, melakukan polling pada 22,000 orang dewasa tentang pandangan mereka tentang perempuan dalam peran kepemimpinan dalam berbagai latar, mulai dari pendidikan dan perbankan hingga media dan hiburan.

Secara keseluruhan, Amerika berada di peringkat ketiga dalam hal penerimaan laki-laki dan perempuan terhadap pemimpin perempuan. Secara umum, orang Amerika jauh lebih terbuka untuk memiliki wanita yang memegang posisi teratas di media/hiburan, perbankan/keuangan, dan ilmu alam, daripada di pertahanan, game, manufaktur kendaraan, dan polisi. Kanada dan Prancis mencetak skor keseluruhan tertinggi dalam survei, sementara Rusia dan Cina berada di urutan terakhir.

Michelle Harrison, CEO global divisi publik Kantar, perusahaan konsultan data yang membantu survei tersebut, mengatakan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesetaraan dapat dicapai antara kedua jenis kelamin. “Studi tahun ini mengungkapkan bahwa di setiap negara yang diteliti, ada prasangka yang signifikan terhadap perempuan dan kami masih harus menempuh jalan panjang hingga kesetaraan menjadi norma sosial,” katanya.

Tidak adil untuk jenis kelamin yang lebih adil:
Secara global, perempuan yang melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki memperoleh rata-rata antara 60 persen dan 75 persen dari gaji.
Dua pertiga dari sekitar 780 juta orang dewasa buta huruf di dunia adalah perempuan.
Sekitar 800 wanita meninggal setiap hari saat melahirkan atau hamil karena tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.