Sepanjang ingatan siapa pun, penduduk dua desa di Norwegia dan Italia, keduanya terletak di lembah dalam yang dikelilingi pegunungan, hidup tanpa sinar matahari langsung selama sekitar enam bulan setiap tahun. Namun dalam dekade terakhir, kedua desa memutuskan untuk melakukan sesuatu. Kota-kota – Rjukan di Norwegia dan Viganella di Italia – mendirikan cermin raksasa yang diarahkan komputer di pegunungan untuk melacak Matahari dan mengarahkan cahaya matahari ke desa-desa selama bulan-bulan musim dingin.
Biarkan ada cahaya:
Rjukan adalah kota industri kecil 93 mil (150 km) barat Oslo. Tiga cermin raksasa ditempatkan di lereng gunung terdekat pada tahun 2013 untuk memantulkan sinar matahari musim dingin ke lembah.
Di Lembah Antrona yang curam, kota kecil Italia Viganella mendirikan cermin besar yang dikendalikan dari jarak jauh – sebenarnya adalah lembaran baja setinggi 26 kaki (8 m) – di puncak terdekat pada tahun 2006. Cermin membantu memberikan kehangatan dan sinar matahari kepada 197 penduduk kota dari November hingga Februari.
Seluruh dunia juga mengalami hilangnya siang hari selama gerhana matahari, ketika Bulan lewat di antara Bumi dan Matahari, menutupi sebagian atau seluruh sinar Matahari. Gerhana matahari berikutnya akan terjadi pada 21 Agustus 2017.