Apa Kekhawatiran tentang Junk Food di Sekolah?

Obesitas adalah epidemi di seluruh dunia yang mempengaruhi lebih dari 300 juta orang. Ini dapat menyebabkan masalah medis jangka panjang seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu. Junk food di sekolah bukan satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut, tetapi juga membuat anak-anak lebih mudah memanjakan diri dengan pilihan yang tidak sehat, yang pada gilirannya meningkatkan risiko obesitas. Banyak sekolah di seluruh dunia melarang junk food dari mesin penjual otomatis dan menu makan siang sekolah untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Salah satu masalah utama junk food di sekolah adalah anak-anak sering kali tidak diawasi saat membuat keputusan makan siang. Meskipun biasanya ada anggota staf sekolah yang mengawasi keselamatan secara keseluruhan, tidak ada yang berdiri bersama setiap anak untuk memastikan mereka memilih pilihan yang paling sehat. Jika junk food mendominasi menu, anak-anak lebih cenderung memilih pilihan tersebut, terutama jika asupan junk food mereka sangat terbatas di rumah.

Mesin penjual otomatis adalah sumber makanan cepat saji lainnya di sekolah, dan kesempatan lain yang tidak diawasi bagi anak-anak untuk memanjakan diri secara berlebihan. Meskipun masalah ini tidak terlalu parah di sekolah dasar, di mana anak-anak jarang tinggal di luar jam kerja untuk kegiatan, di kelas yang lebih tinggi menjadi lebih memprihatinkan. Kegiatan sepulang sekolah sering berakhir dekat atau setelah jam makan malam tradisional, dan mengisi makanan ringan mesin penjual otomatis yang tidak sehat membuat anak-anak cenderung tidak makan malam yang sehat.

Perhatian utama pelarangan junk food di sekolah adalah biaya yang terlibat dalam penerapan perubahan, terutama jika sekolah diharuskan mengganti junk food dengan pilihan yang lebih sehat daripada hanya membuang makanan yang mengganggu. Alasan utama makanan yang kurang sehat muncul di menu sekolah adalah karena secara keseluruhan harganya lebih murah daripada buah-buahan segar, sayuran, dan makanan sehat lainnya. Makanan olahan bertahan lebih lama, sementara makanan segar perlu diganti hampir setiap hari.

Dalam beberapa kasus, pilihan yang lebih sehat yang dipilih oleh sekolah memiliki kalori yang sama banyaknya, jika tidak lebih, seperti pilihan yang tidak sehat. Jus buah, misalnya, bisa menjadi masalah karena alasan ini; sementara satu porsi 8 ons (sekitar 0.24 liter) jus apel mengandung 117 kalori (kkal), porsi cola yang sama mengandung 97 kkal. Jika mengurangi obesitas adalah perhatian utama, beralih ke makanan yang lebih sehat saja tidak akan membantu jika makanan tersebut mengandung lebih banyak kalori daripada pilihan junk food. Namun, ini dapat membantu anak-anak memutus siklus mengidam gula, dan memasukkan nutrisi yang sangat dibutuhkan ke dalam tubuh mereka yang sebelumnya kurang.

Terlepas dari masalah logistik dalam menerapkan kebijakan makanan yang lebih sehat, menghilangkan sebanyak mungkin junk food di sekolah membantu anak-anak belajar tentang membuat pilihan makanan yang lebih baik dan menemukan alternatif sehat yang enak untuk camilan manis favorit mereka. Para peneliti menjelaskan bahwa menghilangkan junk food saja tidak cukup, dan sekolah juga perlu menerapkan kelas pendidikan jasmani yang menjelaskan kepada anak-anak pentingnya berolahraga pada gaya hidup sehat secara keseluruhan.