Nyanyian laut, kadang-kadang dieja sebagai gubuk, adalah nyanyian lagu kerja yang secara tradisional dinyanyikan di atas kapal. Digunakan untuk menjaga pelaut bekerja sebagai sebuah tim bersama, banyak nyanyian laut juga memasukkan bahasa kotor dan topik yang tidak pantas. Lagu untuk mengoordinasikan pekerja telah digunakan selama berabad-abad, dan nyanyian laut terdengar di sebagian besar kapal besar hingga awal abad kedua puluh. Organisasi warisan yang bertujuan melestarikan sejarah maritim telah menulis dan merekam nyanyian laut tradisional untuk didengarkan oleh generasi mendatang, dan beberapa paduan suara berbasis darat mengkhususkan diri pada nyanyian laut, untuk orang-orang yang tertarik mendengarkan pertunjukan langsung.
Istilah “sea chantey” mungkin berasal dari pelantun Prancis, yang berarti “bernyanyi.” Akarnya juga dapat dilihat dalam kata bahasa Inggris “nyanyian”, yang juga merupakan deskripsi akurat dari nyanyian laut. Sebagian besar nyanyian laut menggunakan gaya panggilan dan respons, dengan satu panggilan individu dan kru lainnya merespons. Musik berirama membantu menjaga pelaut tetap fokus dan tepat waktu, memungkinkan mereka menyelesaikan tugas yang menantang secara fisik dengan cepat.
Sebelum mekanisasi kapal, semua tugas harus dilakukan dengan tangan mulai dari menaikkan layar hingga mendayung kapal yang tenang. Banyak dari tugas-tugas ini membutuhkan upaya terkoordinasi dari banyak individu untuk diselesaikan, dan pekerjaan itu akan paling efektif jika semua orang bertindak serentak. Mandor chantey akan melantunkan panggilan dan para pelaut akan merespons sambil mendayung ke satu arah, menarik tali bersama-sama, atau melakukan berbagai tugas bersama lainnya.
Banyak lagu populer seperti “What Do You Do With a Drunken Sailor” adalah nyanyian laut. Chantey yang berbeda dirancang untuk tugas yang berbeda, yang semuanya membutuhkan ritme yang berbeda. Gubuk penggulung digunakan ketika pelaut perlu menaikkan atau menurunkan layar dengan berjalan di sekitar penggulung, sedangkan pantun tali digunakan oleh pelaut ketika mereka perlu menarik galangan kapal tempat layar terpasang. Nyanyian laut jarak pendek dicadangkan untuk tugas-tugas di mana pekerjaan akan singkat, tetapi sangat sulit, sementara nyanyian pemompaan dinyanyikan oleh para pelaut yang bekerja bersama untuk memompa atau mengeringkan lambung kapal. Pelaut juga memiliki lagu-lagu upacara untuk acara-acara khusus seperti memasuki pelabuhan atau melintasi garis khatulistiwa.
Berkat kerja organisasi budaya dan pelaut yang melestarikan nyanyian laut, pemilik tanah masih dapat mendengarkan mereka dalam pertunjukan publik, pada rekaman, atau di atas kapal tradisional yang tinggi. Lagu-lagunya sangat mudah dipelajari dan godaan untuk membuat bait-bait baru bisa jadi tak tertahankan, dan nyanyian laut juga bisa disesuaikan untuk tugas-tugas pekerjaan di darat. Selain nyanyian cabul tradisional, ada juga sejumlah lagu yang lebih lembut yang cocok untuk orang dengan kepekaan yang lebih halus.