Pengorbanan anak adalah pembunuhan bayi atau anak sebagai persembahan kepada dewa atau dewa. Ini dapat dilakukan sebagai bagian dari ketaatan, ritual, atau layanan keagamaan. Pengorbanan anak-anak dan orang dewasa kepada para dewa telah dipraktikkan sejak zaman kuno sebagai bagian dari beberapa perayaan budaya dan agama. Ada beberapa referensi tentang pengorbanan anak dalam Alkitab, dengan salah satu contoh yang paling menonjol adalah Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, Ishak, dalam Kejadian 22.
Di antara bentuk-bentuk paling awal dari pengorbanan anak adalah pembunuhan anak-anak dalam upaya untuk membawa perlindungan ilahi ke gedung-gedung atau ke lorong-lorong melalui daerah berbahaya. Bukti pengorbanan semacam itu telah ditemukan di Asia, Eropa, dan Afrika. Anak-anak disegel ke dinding atau fondasi saat bangunan dibangun karena diyakini roh mereka akan menawarkan perlindungan. Anak-anak juga dikorbankan di penyeberangan perbatasan untuk menenangkan dewa-dewa asing sebelum masuk ke negeri-negeri baru.
Salah satu contoh pengorbanan manusia yang terdokumentasi dengan baik adalah di antara budaya Inca pra-Columbus di Peru dan budaya Aztec di Meksiko. Sebagai bagian dari pengorbanan manusia yang dipraktikkan dalam masyarakat ini, pengorbanan anak lazim terjadi, terutama di kalangan suku Inca. Kanibalisme korban yang dikorbankan di antara suku Aztec juga diyakini telah menjadi bagian dari ritual.
Dalam kitab suci Yudeo-Kristen, Ishak terhindar sebagai korban pengorbanan karena penampakan anak domba yang Tuhan perintahkan untuk dibunuh Abraham menggantikan putranya. Dalam kitab Hakim-Hakim, bagaimanapun, Yefta membuat pengorbanan yang menyala-nyala dari putrinya setelah kemenangan dalam pertempuran. Pengorbanan seorang anak dalam tradisi Yahudi-Kristen, bagaimanapun, dilihat oleh sebagian besar sarjana sebagai pelanggaran tragis di pihak Yefta.
Alkitab memang memuat beberapa kisah tentang pengorbanan anak yang dilakukan oleh masyarakat lain. Kartago dan Phoenicia dikenal di dunia kuno sebagai tempat di mana bayi dan anak-anak dikorbankan. Beberapa sumber menyatakan bahwa bayi dan anak-anak dibakar hidup-hidup agar orang tua dapat memenuhi sumpah yang telah mereka buat kepada para dewa.
Kebanyakan sarjana dan peneliti setuju bahwa pengorbanan manusia pada umumnya, dan pengorbanan anak pada khususnya, jarang terjadi di dunia modern. Ada catatan sesekali yang menunjukkan bahwa pengorbanan manusia mungkin telah dilakukan. Ini paling sering ditemukan sebagai pekerjaan orang yang mentalnya tidak stabil dan bukan orang yang membunuh sebagai bagian dari ritual keagamaan.