Konseling pernikahan Katolik dapat merujuk pada konseling pranikah dan program pendidikan yang ditawarkan oleh gereja Katolik atau konseling pasangan yang disediakan oleh rohaniwan atau profesional kesehatan mental. Gereja Katolik Roma sebagai sebuah organisasi umumnya sangat berkomitmen untuk mempromosikan kesucian pernikahan dan kesejahteraan keluarga. Akibatnya, di banyak negara Katolik Roma yang berencana untuk menikah diwajibkan untuk menyelesaikan program konseling pra-nikah yang ekstensif. Bagi pasangan yang sudah menikah, pendeta dan pekerja agama di paroki setempat dapat menawarkan konseling pernikahan Katolik informal untuk mengatasi perselisihan yang mungkin timbul. Beberapa pasangan juga dapat memanfaatkan layanan konseling yang ditawarkan oleh profesional kesehatan mental yang memasukkan iman Katolik mereka ke dalam sesi konseling mereka.
Di Amerika Serikat serta beberapa negara lain, pasangan yang ingin menikah di gereja paroki Katolik Roma harus mengikuti program konseling pernikahan Katolik. Di Amerika Serikat, program ini disebut Pre-Cana dan terdiri dari pertemuan individu dengan konselor pernikahan, tes psikologi, dan diskusi kelompok dan pendidikan tentang kehidupan keluarga Katolik dan ajaran sosial. Di beberapa paroki, versi khusus Pra-Kana ditawarkan kepada pasangan yang lebih tua atau pasangan yang sebelumnya telah menikah untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka.
Banyak pasangan Katolik lebih suka menerima konseling dari seorang profesional yang berbagi iman dan nilai-nilai mereka. Beberapa psikolog, konselor, dan pekerja sosial klinis menawarkan konseling pernikahan Katolik yang menggabungkan teknik psikoterapi dan konseling dengan spiritualitas Katolik dan nasihat yang sesuai dengan ajaran gereja. Karena gereja Katolik Roma tidak mengizinkan perceraian, tujuan konseling pernikahan Katolik mungkin sangat berbeda dari konseling sekuler. Misalnya, sementara konselor sekuler mungkin berfokus pada apakah pasangan harus tetap bersama, dalam konseling pernikahan Katolik penekanannya mungkin pada menemukan cara untuk membawa rekonsiliasi antara pasangan yang bertikai.
Banyak paroki menawarkan anggota gereja kesempatan untuk berbicara dengan seorang imam atau anggota staf lainnya mengenai kesulitan perkawinan. Sebagian besar anggota klerus menerima pelatihan dalam keterampilan konseling dasar saat berada di seminari, meskipun tidak semua klerus memiliki pelatihan khusus dalam terapi perkawinan. Jenis konseling ini sering kali bersifat jangka pendek dan informal dan dapat dilakukan di kantor gereja. Seringkali, imam atau anggota staf akan mengevaluasi situasi pasangan dan, jika perlu, merekomendasikan pasangan atau kedua pasangan sebagai individu kepada konselor profesional.