Apa itu Koloid?

Koloid adalah hasil akhir pendispersian suatu zat secara merata dan mikroskopis ke dalam zat lain tanpa ada perubahan struktur keduanya. Koloid berbeda dari kombinasi lain seperti larutan karena fakta bahwa tidak ada bagian penyusunnya yang larut atau mengalami perubahan struktural selama penyebaran. Koloid mungkin ada dalam kombinasi dari semua keadaan materi termasuk serikat gas, cair, dan padat. Dalam keadaan teremulsi, persatuan koloid dapat terdiri dari satu atau lebih konstituen yang tidak dapat bercampur di mana surfaktan mempertahankan distribusi yang merata dari bagian-bagian individu. Beberapa contoh koloid yang terkenal adalah susu dan kabut.

Campuran atau penyatuan bahan dan zat yang berbeda ada dalam berbagai bentuk. Pada sebagian besar, satu atau lebih bagian individu dari campuran mengalami semacam perubahan fisik atau kimia. Tidak seperti kombinasi seperti pelarut dan paduan, campuran koloid memiliki distribusi yang merata dari semua bagian penyusunnya dalam bentuk aslinya yang tidak berubah. Ini berarti bahwa koloid memberikan karakteristik individu dari semua bagiannya dan bukan kombinasi kualitas yang reaktif. Dengan cara ini, bahan aktif dapat disuspensikan dalam media pembawa inert tanpa mengubah atau secara negatif mempengaruhi karakteristiknya.

Campuran koloid terdiri dari dua bagian yang berbeda: fase atau zat terdispersi dan medium pendispersi. Susu, misalnya, adalah koloid yang terdiri dari fase dispersi lemak mentega cair yang didistribusikan dalam media dispersi berbasis air. Koloid dapat terdiri dari kombinasi semua keadaan materi dengan kesatuan yang sama termasuk campuran cairan/udara seperti kabut dan kabut dan kesatuan padat/udara seperti asap atau massa awan. Kombinasi umum lainnya termasuk campuran cair/gas seperti krim kocok, kombinasi gel cair/padat seperti gelatin, dan dispersi padat/cair yang mencakup darah dan tinta. Gelas cranberry dekoratif adalah contoh koloid padat/padat dan merupakan kombinasi kaca merah dan klorida emas.

Bagian individu dari koloid cair/cair tidak selalu dapat bercampur atau bercampur dan secara bertahap akan terpisah setelah kombinasi jika tidak ada aditif tambahan yang dimasukkan. Aditif ini dikenal sebagai surfaktan dan mengubah karakteristik tegangan permukaan campuran yang mendorong komponen yang tidak dapat bercampur untuk tetap terdispersi secara merata. Susu adalah salah satu contoh paling terkenal dari penyatuan atau emulsi ini. Koloid juga dapat diformulasikan untuk menunjukkan kualitas fraksional yang tidak stabil yang memungkinkannya mengalir ketika terkena tekanan, dan kemudian mendapatkan kembali kohesi setelah stres dihentikan. Salah satu contoh fenomena ini adalah pasta gigi, yang mengalir ketika tabungnya diremas dan kemudian tetap stabil di sikat gigi.