Kejang petit mal, juga disebut kejang absen, adalah jenis kejang, atau aktivitas otak abnormal periodik, yang dimanifestasikan sebagai menatap kosong ke angkasa selama beberapa detik. Penunjukan petit mal berasal dari bahasa Prancis untuk “penyakit kecil” dan dibedakan dari kejang grand mal atau “penyakit hebat”, yang menyebabkan kejang dan kehilangan kesadaran. Sementara orang awam masih sering menyebut kejang grand mal dan petit mal, istilah ini dianggap usang oleh komunitas medis. Kejang grand mal lebih tepat disebut sebagai kejang tonik-klonik.
Selain tatapan kosong, kejang petit mal juga dapat mencakup gerakan yang tidak disengaja seperti berkedut atau mengedipkan mata dengan cepat, atau menyentak lengan. Penderita mungkin mengalami sensasi lampu berkedip atau berkedip di penglihatan tepinya, seringkali tepat sebelum kejang. Ada kemungkinan bagi seseorang yang mengalami kejang petit mal untuk kehilangan kesadaran selama beberapa detik juga, biasanya mengalami sedikit disorientasi setelahnya. Beberapa orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan yang jelas selama kejang petit mal.
Kejang petit mal adalah gejala umum epilepsi, gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan kejang berulang. Namun, kejang juga dapat terjadi sebagai akibat dari demam, cedera kepala, tumor otak, berbagai gangguan saraf, dan sebagai reaksi terhadap pengobatan. Epilepsi yang muncul sebagai kejang petit mal berulang disebut epilepsi tidak adanya atau piknolepsi. Ketika gejala pertama muncul sebelum usia 12 tahun, gangguan tersebut dapat disebut epilepsi absensi masa kanak-kanak, sedangkan kasus yang muncul selama pasien remaja kadang-kadang disebut epilepsi absen remaja. Stres, cahaya terang, dan rangsangan intens lainnya dapat memicu kejang petit mal pada penderita epilepsi, dan pemicu ini seringkali sangat spesifik untuk setiap individu.
Kejang petit mal tidak berbahaya dengan sendirinya, tetapi bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang serius. Orang yang menderita kejang absen sering mengalami ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, namun hal itu dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Mereka juga berisiko mengalami cedera yang tidak disengaja selama periode tidak sadar. Penderita tidak boleh mengemudi atau berpartisipasi dalam aktivitas kritis perhatian kecuali kejang terkontrol dengan baik.
Epilepsi absen diobati dengan obat antikonvulsan seperti ethosuximide, lamotrigin, dan sodium valproate. Penting untuk menyeimbangkan risiko dan efek samping obat terhadap dampak kejang pada kehidupan pasien. Beberapa pasien menemukan kejang petit mal sangat mengganggu, dan yang lainnya tidak. Apakah pengobatan itu sepadan dengan risikonya harus ditentukan berdasarkan kasus per kasus. Penting juga untuk terus memantau penderita epilepsi yang tidak minum obat, karena gejalanya mungkin hilang atau menjadi jauh lebih jarang seiring bertambahnya usia.