Apa itu Jarak Estetis?

Jarak estetika adalah istilah sastra yang menggambarkan keterlibatan emosional penonton dalam sebuah cerita. Itu bisa merujuk ke cerita di media apa pun, termasuk novel, drama panggung, film, buku komik, dan bahkan video game dengan konten naratif yang kuat. Pendongeng ahli dapat meningkatkan keterlibatan penonton dalam sebuah cerita melalui berbagai teknik yang akan membuat mereka mengidentifikasi, atau bersimpati, dengan karakter. Memahami teknik-teknik ini penting bagi siapa saja yang bercita-cita untuk sukses mendongeng. Beberapa penulis sengaja akan meningkatkan jarak estetis antara penonton dan karakter, sebagai sarana untuk memusatkan perhatian penonton pada aspek lain dari cerita.

Psikologi dan teknik struktur dramatis telah dipelajari selama berabad-abad. Sejak awal, telah diamati bahwa penonton akan menjadi lebih terlibat secara emosional dalam sebuah cerita jika setidaknya ada satu karakter yang dapat mereka identifikasi. Ketika penonton mengidentifikasi secara kuat dengan karakter atau karakter, mereka mengalami pasang surut emosional dari cerita seolah-olah mereka menjalaninya sendiri. Ini dianggap sebagai jarak estetika yang dekat. Untuk banyak jenis cerita, ini adalah yang ideal, dan penulis akan menghabiskan banyak energi dan waktu untuk menciptakan efek ini.

Ada banyak teknik untuk mengurangi jarak estetika antara penonton dan karakter tertentu. Salah satu caranya adalah memiliki karakter yang berasal dari latar belakang yang secara alami menimbulkan simpati, seperti kemiskinan atau kehilangan; misalnya dengan menjadikan tokoh tersebut yatim piatu. Karakter dengan aspek yang dimiliki oleh sebagian besar populasi tertentu disebut “orang biasa.” Narasi orang pertama juga merupakan cara yang efektif untuk menarik penonton ke dalam sebuah cerita. Ini menyampaikan rasa kedekatan kepada penonton, memungkinkan mereka untuk mengalami peristiwa cerita seperti yang dilakukan karakter sudut pandang.

Segala sesuatu yang mengingatkan penonton bahwa cerita itu tidak nyata dikatakan melanggar jarak estetis. Biasanya ini tidak disengaja, akibat dari masalah seperti dialog yang tidak realistis dalam novel atau efek khusus anggaran rendah dalam film. Kemampuan untuk menceritakan kisah yang mencekam dalam keadaan apa pun adalah ciri seorang pendongeng yang baik. Banyak pembuat film yang sukses, pada kenyataannya, pertama kali mendapat perhatian karena kemampuan mereka untuk melibatkan penonton dan menutup jarak estetika, meskipun bekerja dengan anggaran rendah. Namun, terkadang pendongeng memiliki alasan yang disengaja untuk meningkatkan jarak estetis.

Penulis drama terkenal Jerman Bertolt Brecht memelopori proses yang disebutnya verfremdungseffekt, atau efek jarak. Misalnya, aktor mungkin berbicara kepada penonton secara langsung, dalam karakter, sehingga penonton tidak bisa lagi memainkan peran sebagai pengamat yang tidak memihak. Brecht percaya efek ini akan memungkinkan penonton untuk menganalisis apa yang mereka lihat, daripada menjadi “tersesat” dalam cerita, seperti yang dimaksudkan sebagian besar penulis. Harapannya adalah bahwa ini akan mengungkapkan masalah sosial yang mendasari ceritanya, dan mungkin memotivasi penonton untuk mencari solusi dunia nyata. Di zaman modern, efek memiliki karakter yang ditujukan kepada penonton dikenal dalam produksi film, TV, dan teater sebagai “mendobrak tembok keempat.”