Apa itu Cooperative Living?

Hidup kooperatif adalah jenis gaya hidup di mana beberapa individu atau keluarga individu yang tidak terkait berbagi properti atau ruang tempat tinggal. Ini berbeda dari situasi hidup seperti apartemen multi-unit, karena properti bersama sering disewa atau dimiliki bersama oleh anggota yang berpartisipasi dan menggunakan sistem pengambilan keputusan yang demokratis. Banyak aspek kehidupan kooperatif membantu orang berbagi biaya dan tenaga untuk menciptakan habitat hidup yang cocok untuk semua yang terlibat.

Pada tingkat terkecil, kehidupan kooperatif sering ditemukan di antara kelompok teman sekamar yang berbagi apartemen atau rumah. Sementara masing-masing mungkin memiliki kamar tidurnya sendiri, ruang bersama, seperti dapur, ruang tamu, dan ruang makan, sama-sama dapat diakses oleh semua orang. Teman sekamar yang hidup bersama juga harus mencapai kesepakatan tentang bagaimana sewa, utilitas, dan layanan dibagi. Beberapa mungkin juga memilih untuk berbagi biaya memasak dan belanja makanan, tetapi banyak yang lebih memilih untuk masing-masing melakukan belanja dan memasak sendiri dan membagi ruang lemari es secara merata.

Kehidupan kooperatif dapat dilakukan dalam skala yang jauh lebih besar, dengan penghuni yang berbagi seluruh kompleks apartemen atau bidang properti yang luas. Sementara koperasi yang lebih besar mungkin memiliki masing-masing individu atau unit di ruang tamu yang terpisah, mungkin masih ada area umum, seperti taman, ruang hiburan, atau pusat kebugaran, yang dapat digunakan bersama oleh semua anggota. Keputusan tentang properti, seperti siapa yang harus mengakui, apakah akan mendapatkan layanan yang meningkatkan biaya seperti peningkatan internet, atau apakah akan meningkatkan properti dengan sesuatu seperti kolam renang biasanya diputuskan dengan suara yang sama dari semua anggota.

Ada keuntungan dan kerugian untuk hidup kooperatif. Salah satu keuntungan terbesar adalah terciptanya jaringan dukungan di antara anggota, yang mungkin dapat saling membantu seperti halnya anggota keluarga. Keuntungan ini sering menarik bagi mereka yang menginginkan rasa komunitas atau keluarga yang lebih besar daripada yang ada saat ini dalam hidup mereka. Meminjam secangkir gula atau meminta pengasuhan anak darurat mungkin jauh lebih mudah dan ramah ketika tetangga adalah orang-orang yang sangat dikenal dan dipercaya oleh warga.

Salah satu kelemahan utama hidup kooperatif adalah bahwa perilaku sosial manusia tidak selalu egaliter. Sama seperti di SMP, faksi dan klik dapat terbentuk, anggota yang lebih tua dapat mencoba untuk memerintah anggota yang lebih muda, dan penyebab gosip dapat dengan cepat mengganggu lingkungan sosial yang damai. Banyak koperasi mengadopsi aturan yang ketat dan komprehensif untuk memandu prosedur pengambilan keputusan, tetapi keterampilan manajemen konflik merupakan bagian penting dari setiap situasi hidup kooperatif.