Apa Itu Api Tua?

Bagi kebanyakan penutur bahasa Inggris, istilah “an old flame” begitu familiar sehingga maknanya jarang dipertanyakan. Namun, ketika kata-kata individu yang membentuk istilah ini diperiksa, dengan cepat menjadi jelas bahwa itu adalah idiom, atau ekspresi dengan makna yang tidak dapat disimpulkan dengan mempelajari bagian-bagian penyusunnya. Meskipun mungkin tidak jelas bagi penutur bahasa Inggris non-pribumi, api lama adalah mantan minat cinta. Asal usul ungkapan ini tidak jelas.

“Api tua” adalah sebuah idiom, atau ungkapan yang tidak dapat dipahami dengan mempelajari arti harfiah dari kata-kata yang menyusunnya. Contoh lain dari idiom bahasa Inggris yang umum termasuk “membungkuk,” “di bawah cuaca,” dan “menendang ember.” Individu yang belajar bahasa asing sering kali menemukan bahwa menafsirkan idiom sebagai tantangan yang lebih besar daripada menguasai aturan tata bahasa atau mempelajari konjugasi kata kerja. Hal ini karena kata-kata yang merupakan idiom tidak harus dipahami secara harfiah, dan oleh karena itu bahkan terjemahan sempurna dari kata-kata individual idiom tidak menjelaskan arti gabungannya. Namun, terkadang makna suatu idiom dapat disimpulkan dengan mempertimbangkan konteks penggunaannya.

Penutur bahasa Inggris menggunakan istilah “api tua” untuk merujuk pada minat cinta sebelumnya. Penggunaan kata “api” dalam ungkapan tersebut tentu saja tidak mengacu pada nyala api literal, melainkan pada “panas” kiasan atau gairah yang pernah menjadi minat cinta sebelumnya. Demikian pula, “tua”, dalam idiom ini, tidak mengacu pada usia, tetapi lebih pada fakta bahwa hubungan antara “api” dan individu yang pernah memandangnya dengan penuh gairah telah berlalu. Namun, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa menyebut seseorang sebagai api lama berarti bahwa sementara hubungan dengan orang itu tidak lagi terkini, perasaan gairah terhadapnya tetap ada. Dengan kata lain, sementara “api” mungkin “tua”, itu belum “padam.”

Asal usul yang tepat dari ungkapan “api tua” tidak pasti. Ahli etimologi, atau ahli dalam studi asal kata, percaya bahwa istilah tersebut telah umum digunakan sejak pertengahan abad ke-19, dan mungkin bahkan lebih awal. Nampaknya ungkapan tersebut muncul tak lama setelah kata “api” mulai umum digunakan untuk menyebut sebuah cinta yang sedang berkembang saat ini.