Adam’s ale adalah kolokasi yang berarti air. Istilah ini berasal dari Alkitab dan tradisi Yahudi tentang Taman Eden. Dalam tradisi ini, Adam hanya diperbolehkan minum dari empat sungai Eden dan tidak bisa minum yang lain. Perintah Tuhan menyebabkan penggunaan bir Adam sebagai lelucon terhadap mereka yang hanya akan minum air. Hal ini juga menyebabkan gerakan kesederhanaan dan larangan di seluruh dunia berbahasa Inggris.
Air adalah unsur sederhana yang ada di bumi dalam bentuk padat, cair dan gas. Itu terbuat dari satu oksigen dan dua molekul hidrogen. Ini adalah cairan yang tampaknya jernih yang membentuk sebagian besar dunia dan sebagian besar organisme di dalamnya. Air terkait dengan pemurnian dan kesederhanaan. Banyak agama dari Kristen hingga Wicca dan Islam hingga Shinto memasukkan air ke dalam ritual pemurnian.
Ale berasal dari malt barley dan merupakan jenis bir. Biasanya dibuat tanpa menggunakan hop, ales cenderung menjadi minuman beralkohol yang manis. Istilah ale berasal dari kata Inggris Kuno ‘ealu’ dan memiliki asal usul yang sama di sebagian besar Eropa Tengah dan Timur non-Romawi. Bir dan ale identik sampai bir datang untuk mewakili ales dengan hop.
Tradisi alkitabiah menyatakan bahwa manusia pertama yang diciptakan oleh Tuhan Yudeo-Kristen disebut Adam. Secara etimologis, Adam berhubungan dengan kata-kata Timur Dekat kuno yang berarti ‘bumi’. Kitab Kejadian menjelaskan bagaimana Adam dan Hawa, ditambah Lilith, diizinkan untuk tinggal di Taman Eden sampai pencobaan mereka dan kejatuhan berikutnya.
Taman Eden tampaknya terletak di sumber sungai Tigris dan Efrat di Irak Utara di sekitar wilayah Armenia dan Kurdistan modern. Eden mungkin merupakan metafora untuk masa-masa yang lebih sederhana. Ini mewakili kehidupan sebelum bertani ketika manusia mendapatkan karunianya dari Tuhan tanpa kerja keras. Jika demikian, maka Adam’s ale melambangkan masa sebelum alkohol, ketika manusia hanya minum air.
Cerita tentang Adam’s ale datang untuk mengilhami gerakan kesederhanaan di awal abad ke-19. Ini dimulai pada tahun 1789 dengan temuan Dr. Benjamin Rush tentang efek konsumsi alkohol pada tubuh manusia. Hal ini menyebabkan Asosiasi Temperance pertama di Connecticut, dan gerakan menyebar ke Inggris, Selandia Baru dan Australia. Gerakan ini tidak pernah mengatur minum atau pelarangan yang bertanggung jawab, kecuali untuk waktu yang singkat, dan akhirnya runtuh pada awal abad ke-20. Adam’s ale tidak banyak digunakan di era modern seperti di masa lalu; ini mungkin karena perubahan dalam bahasa gaul dan bahasa atau sekularisasi masyarakat di banyak negara berbahasa Inggris.