Apa itu Hipotesis Interaksi?

Hipotesis Interaksi adalah jenis teori yang mengusulkan bahwa salah satu metode yang paling efektif untuk belajar bahasa baru adalah melalui interaksi pribadi dan langsung. Teori ini diterapkan secara khusus untuk penguasaan bahasa asing atau bahasa kedua. Biasanya dikaitkan dengan Profesor Michael Long, ketika dia menulis makalah berjudul “Peran Lingkungan Linguistik dalam Akuisisi Bahasa Kedua” pada tahun 1996.

Melalui Hipotesis Interaksi, Profesor Long mengintegrasikan dan merekonsiliasi dua hipotesis pada pemerolehan bahasa kedua (SLA): hipotesis masukan dan keluaran. Hipotesis Input menyatakan bahwa seorang pembelajar bahasa hanya perlu diberikan “input” melalui bentuk-bentuk membaca, mendengarkan percakapan, dan pelajaran tentang tata bahasa dan kosa kata. Hipotesis Output, di sisi lain, menekankan pentingnya berlatih dan berbicara untuk mempertahankan dan mengingat bahasa. Hipotesis Interaksi menggabungkan “masukan” dan “keluaran” dengan menyatakan bahwa interaksi bukan hanya sarana bagi pembelajar untuk mempelajari bahasa, tetapi juga cara bagi pembelajar untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya.

Di antara jenis interaksi, percakapan mungkin yang paling ditekankan dalam Hipotesis Interaksi, sebuah ide yang kemungkinan besar berasal dari “pendekatan wacana” oleh Profesor Evelyn Hatch yang, pada tahun 1978, menulis makalah yang menekankan pentingnya komunikasi dan interaksi yang konstan untuk SLA . Hipotesis Interaksi mengakui bahwa selama percakapan, ada situasi tertentu di mana seorang peserta tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain, tetapi dalam situasi inilah pembelajaran menjadi lebih efektif. Teori mengacu pada kejadian ini sebagai “negosiasi,” di mana para peserta akan berusaha untuk memahami dan memperbaiki miskomunikasi selama interaksi.

Langkah pertama dalam negosiasi adalah interaksi itu sendiri, ketika kedua partisipan mulai terlibat dalam percakapan. Langkah kedua, “umpan balik negatif”, terjadi ketika partisipan tidak memahami kata tertentu, terkadang terlihat dalam tindakan nonverbal seperti mengernyitkan alis. Dalam beberapa kasus, peserta lain dapat meminta klarifikasi dengan mengatakan, “Maaf?” atau “Bisakah kamu mengatakan itu lagi?” Proses di mana peserta yang disalahpahami berusaha untuk membuat peserta lain mengerti disebut “output modifikasi.” Peserta dapat memparafrasekan atau memberikan contoh untuk memperjelas arti kata, sampai peserta lain menanggapi dengan cara yang dia pahami.

Hipotesis Interaksi menyarankan adanya interaksi antara pembelajar bahasa kedua dan penutur asli, sehingga pembelajar dapat mempelajari bahasa dalam setting yang paling otentik. Dengan cara ini, pelajar tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga nuansa dan isyarat nonverbal lainnya yang menyertai kata-kata. Banyak universitas di negara-negara berbahasa Inggris memiliki program dan kelas bahasa Inggris yang berfokus pada interaksi pribadi bagi banyak mahasiswa asing yang pergi ke luar negeri hanya untuk belajar berbicara bahasa Inggris.