Apa Hubungan antara Bahasa dan Kognisi?

Bahasa dan kognisi berhubungan erat, secara praktis dan konseptual, meskipun ada ketidaksepakatan yang cukup besar di antara para ahli tentang sifat yang tepat dari hubungan ini. Perdebatan di antara ahli bahasa dan psikolog sangat mirip dengan debat ayam-dan-telur — mereka mempertanyakan apakah kemampuan berpikir didahulukan atau kemampuan berbicara didahulukan. Ada tiga posisi utama mengenai hubungan antara bahasa dan kognisi: bahasa berkembang sebagian besar independen dari kognisi, kognisi mempengaruhi bahasa dan kecepatan perkembangan bahasa, dan bahasa mendahului kognisi dan merupakan pengaruh utama pada perkembangan pemikiran.

Ada dianggap validitas untuk ketiga teori tentang sifat hubungan antara bahasa dan kognisi. Ada penelitian dan bukti yang cukup untuk mendukung setiap posisi. Sebagian besar ketidaksepakatan di antara para ahli perkembangan anak, seputar “kapan”, bukan “jika”.

Bahasa adalah penggunaan bunyi, tata bahasa, dan kosa kata menurut suatu sistem aturan yang digunakan untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Meskipun banyak spesies non-manusia memiliki kemampuan komunikatif yang mungkin secara longgar disebut bahasa, hanya manusia yang menggunakan sistem aturan yang menggabungkan tata bahasa dan kosa kata. Kata “kognisi” sering digunakan secara sinonim dengan “pemikiran” atau “pemikiran”, tetapi makna umumnya lebih kompleks. Ini mengacu pada proses atau tindakan memperoleh pengetahuan tidak hanya melalui persepsi tetapi melalui pengakuan dan penilaian. Kognisi juga mencakup proses berpikir seperti penalaran, mengingat, mengkategorikan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Linguistik berkaitan dengan studi ilmiah tentang bahasa dalam semua manifestasinya, dan ada beberapa cabang ilmu sosial yang berfokus pada kognisi. Misalnya, antropologi kognitif mempelajari perbedaan budaya dalam penalaran dan persepsi. Ilmu kognitif adalah studi formal tentang pikiran, dan model serta teori dari disiplin ini adalah dasar bagi teori asal kecerdasan buatan.

Cabang psikologi yang mempelajari proses mental seperti ingatan dan perhatian disebut psikologi kognitif. Dalam ranah psikologi, terapi kognitif adalah terapi perilaku yang didasarkan pada gagasan bahwa cara seseorang secara kognitif memandang dirinya sendiri di dunia menentukan bagaimana perasaannya. Terapis kognitif percaya bahwa orang dapat mengubah emosi mereka dengan terlebih dahulu mengubah persepsi kognitif mereka.

Paling sederhana, hubungan antara bahasa dan kognisi untuk manusia dewasa normal, tidak peduli etnis atau budaya mereka, sangat mendalam. Pidato memberikan suara untuk pikiran. Meskipun proses kognitif individu diinternalisasi dan karenanya diam, bahasa — baik lisan maupun tulisan — memungkinkan pengetahuan dan informasi dibagikan.