Orang mendambakan perhatian karena berbagai alasan, termasuk perkembangan emosi yang normal, harga diri yang rendah dan, dalam beberapa kasus ekstrem, adanya gangguan kepribadian. Alasan emosional, sosial dan fisik biasanya berada di balik perilaku mencari perhatian anak. Membedakan antara perkembangan emosi normal dan gangguan pemusatan perhatian merupakan faktor pada beberapa anak. Orang yang berurusan dengan masalah harga diri terkadang terlibat dalam perilaku mencari perhatian untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Kebutuhan perhatian yang signifikan juga ada pada orang yang memiliki gangguan kepribadian tertentu.
Anak-anak sering mendambakan perhatian saat mereka berkembang secara emosional, fisik dan sosial. Seorang anak yang mencari perhatian mungkin khawatir bahwa dia tidak dicintai atau diinginkan, dengan sengaja menarik perhatian untuk mendapatkan pengakuan orang tua. Masalah fisik seperti lapar, haus, atau lelah sering menjadi penyebab tangisan atau keluhan anak kecil. Seorang anak juga mungkin mendambakan lebih banyak perhatian ketika merasa takut atau mencoba hal-hal baru. Beberapa anak menuntut perhatian dalam situasi sosial, seperti di sekolah atau di taman bermain, untuk merasa bahwa mereka termasuk dan berarti bagi orang lain.
Kebutuhan yang luas akan perhatian juga ada pada beberapa anak yang sedang mengalami keadaan yang sulit. Peristiwa yang menantang atau mengganggu dalam kehidupan seorang anak, seperti kematian orang tua atau memasuki sekolah baru, dapat meningkatkan kebutuhan. Pencarian perhatian yang berlebihan pada anak-anak, seperti ketidaktaatan yang terus-menerus atau perilaku memberontak, dapat muncul dari berbagai masalah, mulai dari ketidakamanan hingga gangguan defisit perhatian. Memahami mengapa anak-anak mendambakan perhatian penting untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pencarian perhatian yang berlebihan biasanya dapat diobati melalui psikoterapi, sedangkan gangguan defisit perhatian mungkin memerlukan intervensi medis.
Beberapa orang dewasa yang memiliki tantangan emosional dan sosial juga menginginkan perhatian. Perasaan tidak mampu atau tidak aman yang terus-menerus pada orang dewasa terkadang berasal dari masa kanak-kanak yang tidak stabil atau kasar. Seseorang yang memiliki harga diri rendah, misalnya, mungkin menafsirkan penolakan sosial sebagai kurangnya nilai pribadi. Pencarian perhatian dalam situasi ini sering kali melibatkan upaya untuk merasa lebih baik melalui pujian atau menuntut waktu dan fokus orang lain. Perilaku dapat berkisar dari mendapatkan pengakuan dengan cara yang positif, seperti melayani di komunitas, hingga strategi negatif seperti berbohong untuk mendapatkan simpati.
Orang yang memiliki gangguan kepribadian tertentu juga mendambakan perhatian. Gangguan kepribadian histrionik, misalnya, ditandai dengan pola pencarian perhatian yang berlebihan. Orang yang memiliki gangguan ini sering mengabaikan norma sosial dan terus mencari perhatian, merasa tidak nyaman saat tidak menerimanya. Menjadi terlihat dan menarik perhatian pada diri sendiri sering dicapai melalui ucapan yang berlebihan, emosi yang meningkat, tindakan provokatif dan/atau perubahan pada penampilan fisik.