Seberapa Umumkah Ketakutan akan Pernikahan?

Ketakutan akan pernikahan, juga dikenal sebagai gamophobia, adalah fenomena yang dapat terjadi kapan saja selama hidup. Ada beberapa bukti bahwa sebagian populasi dunia memiliki kecenderungan terhadap jenis fobia ini, tetapi kebanyakan kasus biasanya dapat dilacak ke satu atau lebih peristiwa traumatis yang menyebabkan ketakutan akan pernikahan. Untungnya, jenis gangguan ini dapat diobati, memungkinkan individu untuk melanjutkan pernikahan jika dia mau.

Ada banyak ketidaksepakatan tentang berapa banyak orang yang lebih memilih untuk tetap melajang karena pilihan dan berapa banyak yang memiliki ketakutan mendalam akan pernikahan. Beberapa orang yang memiliki sedikit keraguan tentang tindakan pernikahan memilih untuk mengabaikan ketakutan mereka sebagai hal yang konyol, dan masuk ke dalam pengaturan karena tekanan sosial dan budaya. Seringkali, orang yang terus-menerus takut akan pernikahan dapat menunjukkan periode depresi dan gangguan kecemasan yang berkelanjutan yang bermanifestasi sebagai serangan panik, kadang-kadang menganggap ketakutan mereka hanya manifestasi dari gangguan mental tersebut, daripada menjadi akar penyebabnya.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketakutan akan pernikahan lebih umum di antara orang-orang yang telah mengalami beberapa jenis trauma yang mereka hubungkan dengan tindakan pernikahan. Misalnya, seorang pria atau wanita yang dilecehkan secara fisik atau verbal dalam pernikahan mungkin tidak dapat menerima gagasan untuk menikah lagi, kadang-kadang sampai menghindari hubungan apa pun yang pada akhirnya dapat mengarah ke altar. Dengan cara yang sama, seorang anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang penuh kekerasan dapat mengaitkan rasa sakit fisik dan emosional pada tahun-tahun itu dengan pernikahan, hingga menjadi sakit secara fisik ketika gagasan untuk menikah dibahas.

Secara umum disepakati bahwa ketakutan akan pernikahan ditemukan di hampir setiap budaya. Fenomena ini cukup luas sehingga psikolog sering dilatih dalam metode untuk membantu pasien dalam mengatasi ketakutan mendalam akan pernikahan atau bahkan ketakutan hebat yang ditimbulkan oleh gagasan menikah. Mencari pengobatan sangat penting, karena kondisi tersebut dapat memicu perkembangan fobia lain yang selanjutnya menghambat interaksi sosial dan mencegah individu menikmati hidup sepenuhnya.

Seperti banyak jenis ketakutan dan fobia, ketakutan akan pernikahan dapat berhasil diatasi seiring waktu. Tidak ada satu pengobatan yang berhasil dalam setiap situasi. Beberapa strategi dasar sering disertakan dalam semua jenis perawatan, termasuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari fobia, dan memanfaatkan teknik seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT) untuk membantu pasien mengubah persepsi tentang pernikahan. Tergantung pada tingkat keparahan kondisinya, profesional kesehatan juga dapat menggunakan obat anti-kecemasan atau antidepresan untuk meredakan perasaan kuat akan malapetaka dan disorientasi yang cenderung dipicu oleh kondisi tersebut.