Histeria motorik adalah bentuk histeria massal yang melibatkan gejala fisik yang menyebar dengan cepat di komunitas tanpa etiologi yang jelas, istilah medis untuk “penyebab”. Beberapa insiden penting dalam sejarah telah disertai dengan serangan histeria massal, mulai dari berjangkitnya penyakit misterius di biara hingga Pengadilan Penyihir Salem, sebuah peristiwa yang menurut beberapa peneliti didorong oleh histeria massal. Histeria motorik dapat bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sampai stres yang menyebabkan histeria dinetralkan, memungkinkan orang untuk kembali normal.
Studi tentang histeria motorik tampaknya menunjukkan bahwa hal itu disebabkan oleh stres yang ekstrem dan represi emosional. Semakin lama sekelompok individu bersama-sama dalam situasi stres, semakin besar kemungkinan histeria motorik berkembang, kecuali jika langkah-langkah diambil untuk menciptakan jalan keluar bagi stres. Yang diperlukan hanyalah satu orang menyerah pada stres dan mengembangkan gejala awal, dan histeria motorik akan mulai menyebar.
Hilangnya fungsi motorik dan sensorik sering terjadi pada histeria motorik, dengan orang yang mengalami kedutan, kejang, dan kurangnya kontrol otot. Banyak orang juga mulai mengembangkan perilaku yang sangat tidak menentu, dengan banyak menunjukkan histrionik, ledakan emosi yang menuntut perhatian. Secara historis, histeria motorik sering dikaitkan dengan kerasukan setan atau kekuatan jahat lainnya, dan pasien mungkin mendapati diri mereka tunduk pada inkuisisi. Dalam kasus lain, pasien menjadi pemimpin inkuisisi, seperti dalam Pengadilan Penyihir Salem, di mana gadis-gadis muda menggunakan gejala mereka sebagai dasar otoritas untuk menuduh anggota masyarakat melakukan sihir.
Komunitas kecil yang terisolasi, sekolah, biara, dan lingkungan kantor yang penuh tekanan adalah kandidat paling umum untuk pecahnya histeria motorik. Seringkali, orang-orang berkumpul di sekitar satu peristiwa pemicu, yang dapat mengaburkan histeria motorik sampai para peneliti memahami situasinya. Misalnya, anak-anak mungkin tampak jatuh sakit setelah makan makanan tertentu, membuat orang percaya bahwa keracunan makanan adalah penyebabnya, sampai muncul pola yang menunjukkan histeria motorik, bukan penyakit biasa.
Histeria massal telah lama menjadi topik yang menarik bagi para peneliti, yang menggambarkan hilangnya total kontrol emosi, fisik, dan mental pada sekelompok besar orang. Kadang-kadang, wabah histeria motorik bisa relatif jinak; sebuah komunitas mungkin menderita wabah tertawa, misalnya. Dalam kasus lain, ini bisa menjadi masalah yang lebih serius, dan secara historis, histeria motorik terkadang menyebabkan konsekuensi yang tragis, ketika anggota masyarakat saling menyerang dalam histeria dan kebingungan mereka.