Siapakah Marcus Garvey?

Marcus Garvey (1887-1940) adalah Pahlawan Nasional Jamaika, yang karyanya termasuk mendirikan United Negro Improvement Association (UNIA), dan menciptakan gerakan orang kulit hitam yang menginspirasi di AS dan di tempat lain untuk kembali ke rumah leluhur mereka di Afrika. Bagi sebagian orang, saran dan sikap separatis kulit hitamnya kontroversial dan bagi yang lain, gerakan dan gagasannya dianggap heroik.

Garvey lahir di Jamaika, dan pada awal kehidupan memupuk minat pada buku. Dia belajar sejak dini bahwa masyarakat cenderung mendiskriminasi orang kulit hitam, dan di masa remajanya, dia mulai bekerja keras untuk mendapatkan upah yang adil bagi para pencetak, ketika ia menjadi magang pencetak. Meskipun Marcus Garvey lahir di Jamaika, dia sering bepergian ke Amerika Selatan dan Inggris. Pada tahun 1914, ia kembali ke Jamaika, di mana ia mulai mendapatkan dukungan dari banyak orang kulit hitam Jamaika, dan ia mampu membentuk UNIA.

Dengan UNIA berhasil mendapatkan kekuasaan, Marcus Garvey pindah ke Harlem di Amerika Serikat pada tahun 1916, dan membawa pesan yang kuat untuk banyak penduduk di sana. Dia berargumen bahwa orang kulit hitam berhak untuk bangga dengan ras mereka, dan bahwa mereka tidak mendapat manfaat dari hidup dalam masyarakat rasis. Argumen ini mendorong Garvey untuk bernegosiasi dengan pemerintah Liberia untuk memberikan warga kulit hitam yang kembali dari tempat lain cara untuk kembali ke Afrika. Liberia, bagaimanapun, tidak akan menyetujui proposal Garvey, dan gerakan kembali ke Afrika kehilangan banyak tenaganya karena tidak ada satu pun tempat bagi keturunan Afrika yang kembali untuk menetap.

Meskipun gerakan kembali ke Afrika tidak membuahkan hasil, Marcus Garvey adalah suara yang kuat, dan jauh sebelum waktunya dalam menuntut hak-hak sipil yang sama bagi warga kulit hitam di negara-negara di seluruh dunia. Dia adalah pendukung kuat swadaya kulit hitam, gagasan bahwa orang kulit hitam tidak perlu bergantung pada dunia yang mendiskriminasi mereka tetapi untuk saling membantu dengan mendirikan organisasi yang terpisah dari masyarakat kulit putih yang memerintah. Ini juga dapat dilihat sebagai Nasionalisme Hitam, dan kadang-kadang dianggap sebagai sudut pandang konservatif, atau sebaliknya sangat radikal. Karya Garvey memengaruhi pendapat para pemimpin seperti Malcolm X nanti.

Beberapa pemimpin kulit hitam saat itu, di antaranya WEB Du Bois, merasa bahwa Marcus Garvey menciptakan masalah yang lebih besar dalam upaya memperoleh hak-hak sipil bagi orang kulit hitam. Du Bois mengambil pendekatan yang jauh berbeda, mendukung penyatuan masyarakat kulit hitam dan kulit putih, dan dia secara khusus mengkritik keselarasan Garvey dengan organisasi seperti Ku Klux Klan, yang pada dasarnya ingin menyingkirkan orang kulit hitam Amerika dengan “gerakan kembali ke Afrika” yang serupa.

Ada seruan untuk penangkapan Garvey oleh warga kulit hitam AS, dan dia dihukum karena penipuan surat, meskipun sebagian besar menganggap tuduhan itu dibuat-buat. Hukumannya diringankan setelah dua tahun, dan dia dideportasi kembali ke Jamaika. Dia kemudian tinggal di Inggris, pada tahun 1935, dan tinggal di sana sampai kematiannya pada tahun 1940.
Bagi sebagian orang, Marcus Garvey adalah inspirasi dan pahlawan. Dia hampir dianugerahi kesucian oleh gerakan Rastafarian, di mana beberapa orang percaya dia adalah reinkarnasi dari Yohanes Pembaptis. Yang lain menganggap posisinya terlalu radikal. Bagaimanapun, dia adalah tokoh penting dalam sejarah, yang suaranya menyerukan agar keturunan Afrika dianggap sepenuhnya berharga, daripada didiskriminasi, seperti yang sering terjadi di era Garvey.