Siapa Raja Tut?

Nebkheperure Tutankhamun, atau Raja Tut begitu dia dikenal secara luas, adalah seorang firaun Mesir dari dinasti ke-18, yang memerintah selama periode waktu antara 1833 dan 1824 SM. Meskipun sedikit yang diketahui secara pasti tentang dia dan pemerintahannya di Mesir, termasuk dugaan garis keturunan dan kematiannya, sebagian besar ahli setuju bahwa firaun memulai pemerintahannya pada usia yang sangat muda — sekitar usia sepuluh tahun. Raja Tut tidak dianggap sebagai tokoh utama dalam politik Mesir kuno, tetapi penemuan makamnya pada tahun 1922 membuatnya menjadi salah satu yang paling terkenal.

Meskipun keturunan Raja Tut dicurigai, diyakini bahwa ia mengubah namanya dari Tutankhaten menjadi Tutankhamun tak lama setelah suksesi takhta. Pada usia yang begitu muda, dia lebih merupakan seorang penguasa berdasarkan figur daripada kebijaksanaan dan kemungkinan besar dipengaruhi oleh anggota senior pengadilan, khususnya Ay, yang menjadi firaun setelahnya.

Pemerintahan Raja Tut berumur pendek, begitu pula hidupnya. Kematiannya diperkirakan terjadi di suatu tempat sekitar usia 19 tahun. Penyebab kematiannya telah diperdebatkan berdasarkan penelitian mayatnya yang terkubur sejak penemuan makamnya. Peneliti awal menyimpulkan bahwa dia mungkin telah dibunuh dengan pukulan di kepala sementara penelitian yang lebih baru menyimpulkan bahwa dia kemungkinan besar meninggal karena infeksi yang didapat setelah patah kaki.

Meskipun secara historis dan politik, dia bukan pemain utama dalam sejarah Mesir, Raja Tut mungkin adalah firaun Mesir paling terkenal di dunia karena penemuan makamnya, yang merupakan salah satu makam Mesir yang paling terpelihara yang pernah ditemukan. Ditemukan oleh Howard Carter pada November 1922.

Karena terpelihara dengan sangat baik, makam Raja Tut adalah rejeki nomplok artefak kuno. Artefak ini, bersama dengan tubuh mumi Tut yang direkonstruksi, telah menjadi salah satu pajangan Mesir kuno yang paling banyak dilihat di pameran museum di seluruh dunia. Isinya telah memikat penonton sejak penggalian makam selama hampir satu dekade itu selesai. Selain permata dan logam mulia, perabotan pemakaman dan peninggalan pemakaman lainnya telah memberi sejarawan pandangan sekilas yang menarik ke masa lalu.

Meskipun penemuan makam Raja Tut telah menjelaskan kehidupan dan kematiannya, para peneliti dan sejarawan terus mempelajari potongan-potongan artefak dan prasasti yang terpelihara dengan baik serta tubuhnya. Dia tetap menjadi salah satu misteri Mesir terbesar sepanjang masa.