James Dean lahir di kota pertanian kecil Fairmount, Indiana pada tahun 1931. Dalam hidupnya yang singkat dan setelah kematiannya, ia menjadi salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah sinematik. Saat bersekolah di sekolah menengah, ia menjadi atlet bintang tetapi juga menunjukkan minat dalam drama. Didorong oleh guru dramanya, Dean mendapatkan pertunjukan akting pertamanya dengan membintangi iklan Pepsi.
Dia segera mulai mendapatkan peran kecil dalam drama televisi. James Dean kemudian pindah ke New York pada tahun 1951 dan mulai belajar di Actors Studio yang terkenal dengan pelatih/guru legendaris Lee Strasberg. Dia dengan cepat mendapatkan peran di atas panggung, dalam produksi seperti The Immoralist dan See the Jaguar, dan di banyak drama televisi langsung. Pada tahun 1954, Dean menandatangani kontrak dengan Warner Bros, salah satu studio terbesar saat itu.
Film pertama yang memakai nama James Dean adalah East of Eden karya Elia Kazan pada tahun 1955, diadaptasi dari buku karya John Steinbeck. Dean dengan sempurna menangkap putra bermasalah, Cal Trask. Menggambarkan emosi seperti keterasingan, kecemasan dan kecemburuan, Dean memenangkan nominasi Aktor Terbaik Oscar anumerta. Namun, itu adalah film berikutnya yang membuat James Dean menjadi legenda.
Dirilis sebulan setelah kematiannya, Rebel Without a Cause menyentuh hati para remaja di seluruh dunia. Dean menggabungkan kepekaan Montgomery Clift dengan seksualitas dan ledakan kemarahan Marlon Brando. Sekali lagi, dia menggambarkan keterasingan, kebingungan dan kecemasan dan segera menjadi suara dari satu generasi. James Dean dengan jeans, jaket merah dan T-shirt putih masih menjadi salah satu gambar bioskop paling ikonik yang pernah ada.
Film ketiga dan terakhir James Dean, Giant, pada tahun 1956, adalah sebuah epik menyapu. Penggambarannya tentang Jett Rink yang kesepian dan tersiksa membuatnya mendapatkan nominasi Aktor Terbaik Academy Award keduanya. Kritikus terpecah tentang bakat aktingnya, tetapi publik, terutama remaja, menyukainya. Dia memerankan emosi mereka di sana di layar. Kehidupan pribadi Dean, yang telah menjadi subyek banyak spekulasi, dianggap sama tersiksa dan kesepiannya dengan karakter-karakter layarnya.
Kecintaannya pada kecepatan dan mobil cepatlah yang akan mengakhiri hidup singkat James Dean. Pada tahun 1955, Dean terbunuh saat mengendarai mobil sport Porsche Spyder miliknya. Dia bertabrakan dengan mobil lain dan tewas seketika. Ironisnya, beberapa hari sebelumnya ia sempat membuat iklan keselamatan jalan raya untuk Komite Jalan Raya Nasional.
Tidak ada yang tahu ketinggian apa yang bisa dicapai James Dean jika dia hidup. Dia sekarang terukir dalam imajinasi publik dan film sebagai sosok romantis yang merenung. Dengan kematiannya di usia 24 tahun, James Dean akan selalu dilihat sebagai remaja abadi.