Siapa J. Edgar Hoover?

John Edgar Hoover adalah direktur FBI paling kontroversial dalam sejarah AS. Meskipun ia dihormati selama hidupnya, kontroversi muncul setelah kematiannya pada tahun 1972. Menurut sumber-sumber tertentu, J. Edgar Hoover menyalahgunakan wewenangnya, menganiaya tokoh-tokoh tertentu karena keyakinan politik mereka bukan karena kegiatan kriminal.
Lahir pada 1 Januari 1895, J. Edgar Hoover lulus dari Universitas George Washington dengan gelar sarjana hukum, dan segera mulai bekerja untuk Departemen Kehakiman. Kecerdasannya yang cepat dan kecerdasannya yang tinggi membuat mereka mendapatkan serangkaian promosi, dan pada tahun 1924 ia diangkat sebagai kepala BOI (Biro Investigasi), yang kemudian berganti nama menjadi FBI. Dia tetap menjadi direktur utama selama 49 tahun, sebuah langkah yang sangat dikritik oleh presiden dan penegak hukum. Setelah kematiannya, FBI memberlakukan undang-undang yang membatasi direktur FBI untuk masa jabatan sepuluh tahun.

J. Edgar Hoover mendapat pengakuan karena menangkap anggota U-boat Jerman yang berkeliaran di pantai AS selama Perang Dunia II. Dia juga bertanggung jawab untuk menciptakan versi yang lebih baik dan lebih besar dari sistem file sidik jari, yang mengarah pada penciptaan Laboratorium FBI. J. Edgar Hoover menciptakan akademi pelatihan FBI dan berkonsentrasi pada perekrutan lebih banyak agen untuk memperluas agensi.

Di sisi lain, J. Edgar Hoover mendapatkan reputasi untuk penganiayaan politik, terutama terhadap mereka yang dia yakini “bersalah” karena menganut komunisme atau mengganggu perdamaian. Ini termasuk banyak tokoh non-politik seperti Martin Luther King, Jr., Charles Chaplin, dan Partai Black Panther. J. Edgar Hoover juga sangat dikritik karena gagal menyelidiki lebih dalam pembunuhan Presiden John F. Kennedy. Sementara FBI melakukan penyelidikan, badan tersebut menolak untuk mempertimbangkan gagasan konspirasi, yang membuat orang lain percaya keterlibatan orang dalam dalam kematian JFK. J. Edgar Hoover menyimpan arsip rahasia tentang banyak pemimpin politik terkemuka pada masanya, yang diyakini banyak orang digunakannya untuk mengontrol dan mengintimidasi tokoh-tokoh kuat.

Sepanjang karirnya, J. Edgar Hoover sangat toleran terhadap Mafia. Para ahli berpikir ini karena organisasi mafia yang berbeda memiliki informasi yang memberatkan tentang kehidupan rahasia Hoover sebagai seorang homoseksual dan cross dresser, yang mereka gunakan untuk memerasnya agar tunduk. Apakah ini benar atau tidak telah menjadi topik perdebatan hangat selama beberapa dekade dan masih belum jelas hingga hari ini.