Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi persepsi saat mengemudi, meskipun yang paling umum adalah gangguan, konsumsi alkohol, dan kantuk. Penglihatan dasar adalah salah satu pertimbangan terpenting untuk persepsi dalam hal penglihatan umum dan kemungkinan kebutuhan akan lensa korektif. Gangguan di dalam atau di luar kendaraan dapat menyebabkan pengemudi berhenti melihat ke jalan saat mengemudi. Konsumsi alkohol memiliki sejumlah efek pada pengemudi, termasuk mengurangi persepsi kedalaman dan keterbatasan dalam mengamati objek bergerak. Kantuk juga dapat mempengaruhi persepsi saat mengemudi dan sering menyebabkan kecelakaan kendaraan karena persepsi bahaya yang berkurang dan peningkatan waktu reaksi.
Mungkin pertimbangan yang paling penting mengenai persepsi saat mengemudi adalah ketajaman visual sebenarnya dari seorang pengemudi. Tes penglihatan sering kali diperlukan untuk mendapatkan SIM di banyak daerah, dan ini digunakan untuk memastikan bahwa pengemudi dapat melihat kendaraan dan objek lain dengan benar saat mengemudi. Penggunaan lensa korektif biasanya diperlukan untuk pengemudi yang mungkin memiliki gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran juga dapat dipertimbangkan sehubungan dengan persepsi mengemudi secara keseluruhan.
Gangguan dapat memiliki dampak yang luar biasa pada persepsi seseorang saat mengemudi. Jika seorang pengemudi melihat penumpang atau di cermin, maka dia telah mengurangi persepsi jalan. Gangguan baik di dalam maupun di luar kendaraan harus dianggap berbahaya, karena segala sesuatu yang menarik perhatian pengemudi dapat merusak persepsi umumnya.
Alkohol memiliki dampak yang sangat negatif pada persepsi pengemudi saat mengemudi. Studi telah menemukan bahwa konsumsi alkohol dapat mempengaruhi persepsi kedalaman seseorang, yang sangat penting bagi pengemudi untuk dapat mengetahui seberapa jauh dia dari kendaraan lain. Konsumsi alkohol juga berdampak pada kemampuan seseorang untuk secara akurat melihat dan membedakan objek yang diam atau bergerak. Ini berarti bahwa persepsi seseorang saat mengemudi di bawah pengaruh alkohol terbatas karena pengemudi mungkin tidak dapat mengukur posisi atau pergerakan berbagai objek secara akurat.
Kantuk juga dapat berdampak buruk pada persepsi seseorang saat mengemudi. Seseorang yang tertidur saat mengemudi kehilangan banyak persepsi, karena matanya biasanya tertutup dan tidak bisa lagi melihat jalan. Bahkan saat terjaga dan berjuang melawan kantuk, persepsi bahaya pengemudi mungkin berkurang. Ini berarti bahwa pengemudi yang mengantuk dapat membutuhkan waktu lebih lama untuk melihat dan mengenali bahaya di jalan, yang berdampak pada waktu reaksinya secara keseluruhan dan mempersulit pengemudi untuk menghindari bahaya. Kelelahan umum juga dapat mempengaruhi persepsi saat mengemudi, karena seseorang mungkin menjadi lebih mungkin kehilangan fokus atau menatap satu titik di jalan dan menjadi kurang sadar akan bahaya atau kendaraan lain.