Faktor Apa yang Mempengaruhi Persepsi Merek?

Persepsi merek adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara konsumen memandang merek produk tertentu. Bergantung pada situasinya, persepsi merek tertentu dan produk yang dipasarkan di bawah merek tersebut dapat berada di mana saja di sepanjang spektrum, mulai dari yang sangat positif hingga yang sangat negatif. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi merek, antara lain pengalaman konsumen dengan suatu merek, pendapat konsumen lain, jenis iklan yang digunakan untuk mempromosikan merek, bahkan pergeseran ekonomi.

Salah satu elemen kunci yang berdampak pada persepsi merek adalah pengalaman konsumen yang memilih untuk membeli produk yang dibuat dengan merek tertentu. Dengan asumsi bahwa produk berfungsi dengan baik dan memenuhi harapan konsumen, ada kemungkinan besar bahwa produk tersebut akan dibeli lagi di masa mendatang. Pada saat yang sama, pengalaman positif tersebut akan memotivasi konsumen tersebut untuk mencoba produk lain yang dipasarkan dengan nama merek, dengan harapan dapat menikmati tingkat kenikmatan dan kepuasan yang sama dengan yang diperoleh dari produk sebelumnya.

Dari mulut ke mulut juga dapat memainkan peran penting dalam persepsi merek. Ketika konsumen berbagi pengalaman positif atau negatif mengenai penggunaan produk yang dipasarkan di bawah merek tertentu, ini akan sering berdampak pada bagaimana orang lain memandang tidak hanya produk itu tetapi juga merek itu sendiri. Misalnya, jika cukup banyak konsumen yang menemukan bahwa saus tomat dan mustard yang dipasarkan dengan merek tertentu kualitasnya di bawah standar, ada kemungkinan besar mereka yang mendengar keluhan tersebut akan menganggap bahwa acar yang dipasarkan dengan merek yang sama juga akan di bawah standar.

Teknik periklanan yang digunakan juga dapat mempengaruhi persepsi merek. Iklan yang menurut konsumen informatif, menarik, dan bermanfaat kemungkinan akan memotivasi mereka untuk mencoba produk setidaknya sekali. Pada saat yang sama, iklan yang tidak menarik, tampaknya tidak memiliki tujuan nyata, atau dalam beberapa cara menyinggung konsumen akan sering membantu menciptakan persepsi negatif terhadap merek dan lini produknya, yang secara efektif memotivasi konsumen untuk memusatkan perhatian pada produk yang ditawarkan oleh pesaing.

Bahkan keadaan ekonomi dapat mengubah persepsi merek konsumen. Misalnya, penetapan harga produk yang dipasarkan di bawah merek tertentu dapat dianggap memuaskan selama periode kemakmuran ekonomi, tetapi tiba-tiba dianggap terlalu tinggi selama resesi atau jenis kemerosotan ekonomi lainnya. Perubahan keadaan ekonomi dapat mendorong konsumen untuk beralih ke merek yang lebih murah sambil tetap memberikan tingkat kepuasan yang dapat diterima.