Dalam Sastra, apa itu Fop?

Fop adalah karakter stok yang muncul dalam sastra Inggris dari abad ke-17 dan ke-18. Meskipun karakter foppish muncul dalam literatur yang lebih modern, mereka biasanya tidak secara eksplisit diidentifikasi sebagai “fops”, meskipun mereka diperlakukan dengan cemoohan dan cemoohan yang sama yang ditumpuk pada fops historis. Konsep fop juga telah diterjemahkan ke media lain, seperti film dan televisi, dan orang-orang dengan ciri-ciri foppish dapat disebut sebagai “fops” dalam bahasa gaul populer di beberapa wilayah di dunia.

Fop selalu laki-laki, dan terobsesi dengan penampilan pribadinya. Dia tampil rapi dalam mode terbaru, dan dia memiliki jari-jarinya di denyut nadi setiap tren mode utama, dari gaya rambut baru hingga potongan celana yang berbeda. Obsesi pesolek dengan mode membuatnya agak curiga di mata pria lain, dan dia sering disebut sebagai orang bodoh atau sebagai individu yang agak sombong. Dia juga cenderung sedikit banci, namun entah bagaimana dia mendapatkan gadis pada akhirnya, sering berhasil mengalahkan karakter laki-laki dengan ciri-ciri yang lebih tradisional maskulin.

Banyak perampok diberikan berbagai tingkah laku dan kebiasaan. Mereka cenderung memiliki pidato yang agak terpengaruh, sombong, dan mereka dikenal suka mengudara. Karakter lain mungkin mencemooh pesolek di belakang punggungnya karena sikapnya yang egois dan upayanya yang cerdas, dengan leluconnya yang sering gagal. Fop juga biasanya kaya, dan keluarganya mungkin memperlakukannya dengan kesenangan khusus; alih-alih bekerja di perusahaan ayahnya, misalnya, ia mungkin diizinkan untuk berkeliaran di dunia sosial.

Istilah “fop” masuk ke dalam bahasa Inggris dari bahasa Jerman pada tahun 1400-an. Ini awalnya digunakan untuk menggambarkan orang bodoh apa pun, dan pada tahun 1600-an, itu memperoleh arti khusus dari orang bodoh dan sombong yang terobsesi dengan mode. Istilah warna-warni lainnya dari periode ini untuk menggambarkan individu yang pesolek termasuk kata-kata seperti popinjay, ninny, dan fashion horse.

Fop secara rutin dicemooh di panggung Inggris pada abad ke-17 dan ke-18, dengan aktor mengenakan kostum yang dilebih-lebihkan dan aksen plummy untuk menunjukkan gagasan bahwa karakter tersebut adalah sosok ejekan. Fops juga hadir di banyak novel bahasa Inggris, terutama oleh penulis satir. Selama periode ini, setiap pria muda berpakaian rapi menghadapi risiko disebut pesolek, dan cemoohan khusus ditujukan kepada pria yang lebih tua yang mengadopsi mode pesolek dalam upaya untuk merasa muda kembali.