Bagaimana Sistem Kekebalan Tubuh Menggunakan Neutrofil?

Neutrofil adalah sejenis leukosit, atau sel darah putih. Mereka memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Mereka adalah salah satu sel darah pertama yang dikirim ke tempat infeksi dan sebagian besar bertanggung jawab atas warna keputihan nanah, karena mereka membentuk sebagian besar. Sistem kekebalan menggunakannya sebagai bagian dari serangan garis depan untuk melawan infeksi atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Mereka dapat dibagi menjadi dua kelas yang berbeda berdasarkan tahap perkembangannya: neutrofil tersegmentasi, atau segs, dan neutrofil berpita, atau pita. Seg sepenuhnya matang, dan pita hampir matang. Mereka mengandung nukleus, yang dibagi menjadi beberapa lobus dan dapat dibedakan dari sel darah lain di laboratorium dengan pewarnaan. Neutrofil juga disebut granulosit neutrofil karena penampilan granularnya.

Seiring dengan neutrofil, jenis sel darah putih lain yang disebut basofil dan eosinofil membentuk neutrofil polimorfonuklear (PMN). Istilah deskriptif ini berasal dari nukleus yang berlobus. Mereka diproduksi di sumsum tulang dan berjalan dalam aliran darah.

Sistem kekebalan adalah sistem yang rumit, yang melibatkan banyak mekanisme dan sistem kaskade. Sel darah putih memainkan peran besar dalam reaksi awal tubuh terhadap patogen atau benda asing. Neutrofil berjalan melalui aliran darah terus-menerus, tetapi ketika infeksi atau peradangan terjadi, mereka diarahkan ke situs oleh sitokin, yang dilepaskan di tempat infeksi atau cedera.

Neutrofil bersifat fagositik, yang berarti mereka dapat menelan patogen. Ketika ini terjadi, mereka membentuk fagosom di mana spesies oksigen reaktif seperti superoksida dan enzim hidrolitik dilepaskan. Ini, pada gilirannya, harus membunuh bakteri penyebab.

Pengukuran laboratorium sel darah putih digunakan oleh dokter untuk mendiagnosis infeksi dan mengukur fungsi sistem kekebalan tubuh. Pengukuran dinyatakan sebagai jumlah neutrofil absolut. Peningkatan sel darah putih yang signifikan, terutama neutrofil, dapat mengindikasikan adanya infeksi dalam tubuh.

Di ujung lain spektrum, tingkat rendah, yang disebut neutropenia, dapat menunjukkan sistem kekebalan yang tertekan. Penyebab umum neutropenia termasuk kelainan genetik, anemia aplastik dan beberapa jenis kanker, seperti leukemia. Neutropenia juga dapat terjadi sebagai efek samping kemoterapi kanker dan obat-obatan lain, membuat pasien rentan terhadap infeksi. Untuk alasan ini, pasien yang menjalani terapi kanker harus dipantau jumlah sel darah putihnya secara rutin.