Kalimat dengan personifikasi adalah konstruksi tata bahasa lengkap di mana objek atau ide abstrak digambarkan memiliki kualitas manusia atau terlibat dalam tindakan manusia. Objek atau abstraksi semacam itu yang diberi sifat atau tindakan manusia disebut “dipersonifikasikan”. Untuk mengenali kalimat dengan personifikasi, pertama-tama seseorang harus mencari kalimat untuk objek, makhluk, atau ide abstrak bukan manusia dan memeriksa bagaimana bagian kalimat itu dijelaskan. Jika dideskripsikan dengan istilah yang biasanya diterapkan pada manusia dan bukan pada jenis objek yang dideskripsikan, personifikasi kemungkinan besar digunakan. Sebaliknya, sebuah objek yang digambarkan murni dalam hal ciri-ciri fisiknya tanpa upaya hubungan manusiawi, kemungkinan besar tidak dipersonifikasikan.
Lebih dari sekadar menawarkan deskripsi yang jelas tentang suatu objek atau abstraksi, kalimat dengan personifikasi cenderung memberi pembaca cara baru untuk melihat ide atau hal, atau untuk menutupi sesuatu yang secara inheren tanpa emosi dengan semacam efek emosional. Seseorang dapat dengan mudah mengenali kalimat dengan personifikasi dengan mencari bahasa bermuatan emosional yang diterapkan pada objek atau konsep yang tidak berperasaan dan bukan manusia. Meskipun tidak ada personifikasi dalam “matahari yang panas dan cerah”, personifikasi digunakan dalam “matahari yang memelihara dan mencintai”. Deskripsi suhu dan kecerahan bukanlah ciri khas manusia, sementara “mencintai” dan “mengasuh” keduanya dapat dilihat sebagai sifat yang sangat manusiawi. Secara khusus, deskripsi ini berfungsi untuk memberi matahari kualitas yang agak keibuan, tren umum dalam sastra.
Personifikasi dapat digunakan dalam puisi atau prosa, meskipun sangat umum dalam puisi. Ini sangat umum dalam puisi yang dimaksudkan untuk memuliakan alam atau prinsip ilahi. Kalimat-kalimat dengan personifikasi dalam karya-karya seperti itu sering merujuk pada nyanyian angin, bisikan hujan, dan pepohonan yang menggapai langit. Dengan memberikan aspek-aspek alam kualitas manusia ini, penulis dapat membuat adegan di mana alam itu sendiri memiliki kualitas manusia. Kualitas-kualitas ini cenderung digunakan untuk memuliakan alam atau untuk menunjukkan bahwa bahkan alam itu sendiri memuji beberapa elemen ilahi.
Kita juga harus melihat contoh di mana unsur-unsur alam dibuat tampak mengancam ketika mencari kalimat dengan personifikasi. Alam, digambarkan secara objektif, cenderung menjadi kekuatan yang kuat tetapi impersonal. Namun, dalam beberapa situasi, unsur-unsur alam bisa sangat menakutkan; ini sering dikomunikasikan melalui penggunaan kalimat dengan personifikasi. Angin “berteriak”, badai “mengamuk sepanjang malam”, dan cabang-cabang pohon “mencakar tangan”. Mencari ciri-ciri yang membuat unsur alam dan manusia yang dingin dan impersonal menjadi lebih pribadi adalah cara yang baik untuk mengenali kalimat dengan personifikasi.