Saat melakukan tinjauan kinerja, penting untuk mempertimbangkan kriteria evaluasi karyawan tertentu. Memilih kriteria evaluasi karyawan terbaik dapat membantu memastikan bahwa tinjauan efisien dan berguna untuk inisiatif peningkatan, sambil tetap bersikap adil kepada karyawan. Kriteria evaluasi yang baik biasanya akan mencakup perpaduan informasi berbasis data dan subjektif tentang setiap karyawan.
Kriteria evaluasi karyawan berbasis data mengacu pada hal-hal yang dapat dengan mudah diukur dan diperiksa melalui data keras. Untuk tenaga penjual, ini mungkin termasuk jumlah penjualan selama periode waktu tertentu. Faktor lain, seperti catatan kehadiran, atau riwayat penyelesaian proyek tepat waktu, juga dapat dianggap sebagai kriteria objektif, karena didasarkan terutama pada bukti. Penilaian kinerja berbasis data seringkali merupakan bagian yang lebih mudah dari evaluasi karyawan, karena melibatkan fakta-fakta dasar. Mengevaluasi karyawan berdasarkan bukti objektif saja, bagaimanapun, dapat memberikan gambaran yang tidak lengkap, dan seringkali tidak adil.
Data subjektif mencakup banyak bidang yang mungkin sama pentingnya, atau bahkan lebih penting, daripada data objektif. Dalam beberapa kasus, di mana karyawan tidak memiliki tujuan yang terukur dengan jelas untuk dicapai, data subjektif dapat menjadi sumber utama evaluasi. Mengumpulkan dan mengukur informasi subjektif dapat menjadi proses yang lebih lama yang mencakup survei catatan personel, meminta evaluasi diri, dan berbicara dengan karyawan lain tentang anggota tim atau departemen mereka. Meskipun merupakan proses yang terlibat, mengumpulkan informasi yang kurang konkret ini dapat menjadi sangat penting untuk menciptakan kriteria evaluasi karyawan terbaik.
Kepribadian karyawan dan perilaku yang diamati dapat menjadi sumber utama informasi evaluasi. Beberapa area yang perlu dipertimbangkan termasuk apakah karyawan dapat diandalkan, berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan mampu melacak semua tanggung jawab yang diemban oleh pekerjaannya. Sikap dapat menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap evaluasi kinerja, karena karyawan dengan sikap yang buruk dapat menjadi hambatan di seluruh tempat kerja. Jika seorang karyawan bekerja dengan publik, mungkin membantu untuk memiliki sistem yang memungkinkan pelanggan atau klien untuk melaporkan layanan yang sangat baik atau di bawah standar, sebagai sarana untuk mengevaluasi kinerja.
Satu area lain yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan kriteria evaluasi karyawan adalah kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan aturan. Seorang pekerja yang menyenangkan dan efisien masih dapat menimbulkan masalah disiplin atau loyalitas jika dia menolak untuk mengikuti aturan perusahaan. Menggunakan properti perusahaan untuk bisnis sosial atau pribadi, mengabaikan aturan berpakaian, atau terus-menerus terlambat bekerja, semuanya bisa menjadi tanda berkembangnya masalah dengan seorang karyawan. Sementara kepatuhan terhadap aturan mungkin bukan bagian terpenting dari kriteria evaluasi karyawan, ini dapat menjadi bantuan yang signifikan dalam menentukan tujuan untuk peningkatan tempat kerja.