Pap smear yang memiliki sel skuamosa atipikal dengan signifikansi yang tidak ditentukan (ASCUS) dan human papillovirus (HPV) yang tercantum di dalamnya umumnya berarti bahwa pasien memiliki ASCUS di leher rahimnya; namun, HPV dicurigai sebagai penyebab munculnya sel atipikal. Setiap kali HPV hadir, ASCUS adalah kondisi yang hidup berdampingan. Hasil ini menentukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk kolposkopi serviks. Diperkirakan tujuh dari 10 wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 21 tahun memiliki HPV.
ASCUS didiagnosis ketika slide pap smear menampilkan sel-sel serviks yang tampak tidak biasa jika dibandingkan dengan sel-sel normal dari serviks. Ketika laporan pap smear mencantumkan ASCUS-H atau ASCUS-HPV, dokter percaya bahwa penyebab yang mendasari ASCUS adalah adanya HPV. Dalam kebanyakan kasus, kolposkopi dipesan.
Kolposkopi adalah prosedur rawat jalan di mana potongan berbentuk kerucut dipotong dari serviks dan dikirim untuk biopsi. Dokter umumnya memesan kolposkopi ketika perubahan tingkat tinggi ditemukan selama pap smear. Biopsi akan menentukan apakah HPV memang ada.
Wanita yang tertular HPV, yang merupakan penyakit menular seksual, memiliki peningkatan risiko terkena kanker serviks di kemudian hari. Untuk alasan ini, penting untuk mendiagnosis ASCUS dan HPV dengan benar sehingga dapat dipantau. Pemantauan kondisi ini biasanya termasuk melakukan pap smear lebih sering daripada yang disarankan oleh pedoman umum.
Meskipun tidak ada obat untuk HPV, di banyak daerah tersedia vaksinasi untuk membantu mencegah penyebaran ASCUS dan HPV. Bagi mereka yang mengontraknya, pengobatan ditujukan pada gejalanya. Salah satu gejala HPV adalah perkembangan kutil kelamin, yang dapat dihilangkan secara kimiawi. Wanita hamil yang memiliki HPV harus memberi tahu dokter tentang kondisinya sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan selama persalinan jika ada gejala, karena dapat membahayakan bayi.
Setiap daerah memiliki standar perawatannya masing-masing. Pap smear yang melaporkan ASCUS dan HPV mengamanatkan investigasi. Beberapa daerah menyarankan pap smear ulangi dalam enam bulan. Yang lain pindah ke kolposkopi setelah hasil abnormal pertama.
Pencegahan ASCUS dan HPV yang terkait satu sama lain termasuk pendidikan. Mengajarkan perempuan risiko berhubungan seks tanpa kondom adalah salah satu langkah dalam pencegahan ASCUS dan HPV. Beberapa daerah telah menerapkan program pencegahan yang bekerja sama dengan dokter dan pendidik daerah dengan tujuan untuk menjangkau kaum muda dan mendidik mereka.