Apakah Aman Menggabungkan Metronidazol dan Etanol?

Umumnya tidak aman untuk menggabungkan metronidazol dan etanol. Agen farmasi metronidazol, obat antibiotik, menghambat pemecahan etanol, yang biasa disebut sebagai alkohol, yang menyebabkan penumpukan spesies kimia yang disebut asetaldehida di dalam tubuh. Tingkat tinggi bahan kimia ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, kemerahan pada kulit, dan pusing. Meskipun metronidazol yang diminum atau melalui jalur intravena dapat menyebabkan efek samping ini, pemberian obat ke kulit biasanya tidak menyebabkan gejala ini.

Untuk memahami mengapa tidak aman untuk menggabungkan metronidazol dan etanol, ada baiknya untuk memahami bagaimana tubuh memetabolisme, atau memecah, etanol. Zat yang secara populer disebut sebagai “alkohol” secara resmi disebut etanol, yang terbuat dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang terikat bersama. Molekul ini diubah menjadi asetaldehida terutama oleh enzim yang disebut alkohol dehidrogenase. Ini kemudian diubah menjadi molekul yang disebut asetat oleh enzim aldehida dehidrogenase. Manusia mampu memecah asetat untuk energi, sehingga menggerakkan kerja tubuh.

Metonidazol dan etanol tidak dapat bergabung dengan baik karena metronidazol dapat menghambat pemecahan etanol. Secara khusus, ini menghambat aldehida dehidrogenase, enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah asetaldehida menjadi asetat. Akibatnya, tingkat aldehida yang tinggi dapat menumpuk dalam darah ketika metronidazol dan etanol digabungkan.

Efek samping yang dialami dari penggunaan metronidazol dan etanol bersama-sama dapat mencakup mual, muntah, sakit kepala, pusing, jantung berdebar, dan kulit memerah. Beberapa pasien juga bisa mengalami tekanan darah rendah sebagai akibat dari kombinasi kedua zat ini, yang bisa berbahaya atau bahkan fatal. Efek samping yang lebih jarang dapat mencakup penglihatan kabur, kebingungan, dan sesak napas.

Interaksi antara metronidazol dan etanol biasanya hanya signifikan ketika metronidazol diberikan melalui mulut atau melalui jalur intravena. Kadang-kadang diresepkan sebagai obat topikal, artinya dioleskan ke kulit dalam bentuk gel atau lotion. Ketika obat diberikan dengan cara ini, pasien biasanya tidak memiliki efek samping yang khas yang ditemukan ketika metronidazol dan etanol digabungkan.

Zat yang memiliki mekanisme aksi yang mirip dengan metronidazol kadang-kadang digunakan untuk mencegah orang dengan kecanduan alkohol minum lebih banyak alkohol. Misalnya, obat yang disebut disulfiram sering diberikan kepada pasien ini. Jika pasien mencoba minum alkohol saat menggunakan disulfiram, mereka bisa mendapatkan gejala yang mirip dengan yang terlihat saat menggabungkan metronidazol dan etanol, termasuk mual, muntah, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala.