Balita dengan autisme sering tampak berkembang secara normal sampai mereka berusia antara 12-24 bulan. Namun, dalam retrospeksi, banyak pengasuh anak-anak autis melaporkan bahwa beberapa tanda-tanda autisme yang tidak kentara muncul bahkan pada masa bayi. Umumnya, autisme pada balita akan menunjukkan tanda-tanda keterlambatan komunikasi dan keterampilan sosial serta masalah perilaku dan sensorik; tingkat keparahannya, dari ringan hingga berat, bervariasi. Misalnya, antara 12-24 bulan, balita mungkin berhenti berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi diri, perilaku berulang, keterampilan bermain yang tertunda, dan hiper atau hiposensitivitas terhadap input sensorik adalah tanda-tanda lainnya. Balita mungkin juga memiliki masalah tidur dan perilaku yang tidak terduga, termasuk agresi, serta kurangnya rasa ingin tahu secara keseluruhan.
Salah satu tanda bahaya autisme pertama pada balita adalah regresi dan/atau keterlambatan dalam keterampilan komunikasi. Sebagian besar balita menikmati permainan sosial, seperti kue patty atau peek-a-boo dan mungkin menggunakan kata-kata, seperti ibu, makan, turun, dan selamat tinggal, untuk berkomunikasi. Namun, ketika autisme berkembang, semua ini berhenti. Balita kehilangan kemampuan untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan secara verbal; kata-kata yang dia pelajari sampai saat ini dalam hidup dapat diganti dengan echolalia, yaitu, menirukan atau meniru kata-kata tanpa melampirkan makna apa pun padanya. Kontak mata berkurang atau menghilang, menunjuk, melambaikan tangan dan gerakan lainnya berhenti, dan jangkauan ekspresi wajah balita menjadi sangat terbatas.
Tanda kedua autisme pada balita adalah ketidaktertarikan dalam interaksi sosial. Kebanyakan balita suka bermain bersama anak-anak lain dan ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka, tetapi balita dengan autisme lebih suka menyendiri. Ketika seorang balita dengan autisme terlibat dengan orang lain, anak tersebut memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti dia memperlakukan kursi atau benda lain di lingkungan; biasanya ada hubungan emosional yang sangat terbatas, jika ada. Balita dengan autisme cenderung tidak suka dipegang atau dipeluk, tetapi akan menjadi sangat bersemangat ketika digelitik.
Mengepakkan tangan, membenturkan kepala, menguliti, menggigit atau perilaku melukai diri sendiri lainnya juga merupakan beberapa tanda perilaku autisme pada balita. Mungkin ada kepekaan yang meningkat terhadap suara, tetapi kurangnya kepekaan terhadap rasa sakit dan dingin. Beberapa balita dengan autisme mungkin berputar-putar untuk waktu yang lama atau mungkin disibukkan dengan melihat pola atau gerakan objek tertentu, seperti ponsel, kipas angin, atau bahkan debu yang melayang di udara. Balita dengan autisme memiliki kecenderungan untuk menggunakan benda-benda dengan cara yang tidak biasa seperti berbaris tutup dari laci dapur, krayon, pensil atau mainan; jika garisnya terganggu, balita bisa menjadi sangat kesal.
Gangguan tidur juga sering terlihat pada balita dengan autisme. Mereka mungkin terjaga untuk waktu yang lama dan tidur hanya tiga atau empat jam pada suatu waktu. Balita autis mungkin juga memerlukan lebih banyak pengawasan daripada balita rata-rata dan mungkin tidak dapat melakukan tugas-tugas sederhana, seperti mengenakan kaus kaki.