Apa Perbedaan antara Ironi dan Sarkasme?

Meski mirip, ironi dan sarkasme tidak serta merta merujuk pada hal yang sama. Ironi muncul dalam beberapa bentuk yang berbeda, termasuk ironi verbal, dramatis, dan situasional. Sarkasme sangat verbal dan bahkan dapat diklasifikasikan sebagai jenis ironi verbal. Suatu situasi dapat menjadi ironi tanpa harus bersifat sarkastik, tetapi pernyataan yang bersifat sarkastis juga harus bersifat ironis.

Secara umum, ironi mengacu pada keadaan apa pun yang tidak berarti apa yang tampak di permukaan. Keadaan ini dapat berupa situasi, tindakan, atau pernyataan yang dibuat oleh individu, baik dalam karya fiksi maupun dalam kenyataan. Kebenaran di balik keadaan tertentu biasanya bertentangan sepenuhnya dengan harapan paling jelas yang akan dimiliki pembaca atau pendengar sehubungan dengan keadaan tersebut. Meskipun ironi dan sarkasme bergantung pada perbedaan antara penampilan dan kenyataan, ironi mencakup keadaan yang lebih luas.

Ironi dramatis, misalnya, terjadi dalam sebuah karya sastra ketika seorang tokoh membuat pernyataan yang sesuai dengan situasinya tanpa disadari tokoh tersebut. Jika seorang gadis dalam sebuah cerita menyatakan bahwa tidak ada yang berani mencuri sepedanya ketika, tanpa dia, sepeda itu dicuri di bab sebelumnya, ironi dramatis telah terjadi. Dalam ironi situasional, suatu peristiwa ternyata benar-benar berlawanan dengan apa yang mungkin diharapkan pembaca atau pemirsa. Seorang pria botak yang memenangkan satu set pengeriting rambut sebagai hadiah undian memiliki situasi yang ironis. Sementara hasil dari situasi tidak masuk akal secara praktis, oposisi kutub antara hasil dan harapan membuat hasil itu tampak pas.

Ironi verbal terjadi ketika seorang pembicara membuat pernyataan yang berarti sesuatu yang berlawanan dengan apa yang tersirat dalam interpretasi literal. Sarkasme adalah bentuk ironi verbal yang paling umum dan paling murni, tetapi ironi verbal dan sarkasme bukanlah istilah yang dapat dipertukarkan. Melebih-lebihkan dan meremehkan juga termasuk dalam kategori ironi verbal. Seorang pembicara yang mengatakan bahwa dia sedang mengalami “hari terbaik dalam hidupnya” untuk menggambarkan hari yang biasanya baik menggunakan pernyataan yang berlebihan, juga disebut melebih-lebihkan atau hiperbola. Sebaliknya, seseorang yang mengatakan bahwa harinya “tidak terlalu buruk” ketika dia mengalami hari yang luar biasa menyenangkan menggunakan pernyataan yang meremehkan.

Dengan sarkasme, makna permukaan dari pernyataan pembicara bertentangan langsung dengan makna sebenarnya di balik kata-katanya. Sarkasme sering diartikan dengan cara yang pahit dan kritis. Misalnya, seorang gadis yang mengatakan kepada saingannya, “Aku suka blus barumu,” padahal dia sebenarnya membencinya, menggunakan ironi verbal dan sarkasme dengan cara yang kasar. Namun, tidak semua sarkasme itu negatif. Seorang anak laki-laki yang memberi tahu saudara laki-lakinya, “Ayah dan ibu akan sangat kecewa,” setelah saudara laki-laki itu lulus ujian atau memenangkan pertandingan olahraga, menggunakan sarkasme dengan ramah dan ringan.

Terlepas dari bagaimana pembicara atau penulis menggunakan sarkasme, kebenaran di balik pernyataan sarkastik selalu kontras langsung dengan makna literal dari kata-kata tersebut. Bentuk ironi dan sarkasme lainnya sama-sama bergantung pada oposisi kutub antara kebenaran dan penampilan. Namun, ironi dapat mencakup kontradiksi non-verbal, sementara sarkasme hanya ada dalam ranah verbal.