Apa Penyebab Umum Pembengkakan Kulup?

Pembengkakan kulup bisa menjadi gejala phimosis, paraphimosis, atau balanitis. Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada pembengkakan kulup, termasuk infeksi, kebersihan yang buruk, dermatitis kontak, dan aktivitas seksual. Pembengkakan kulup tidak selalu memerlukan perawatan, tetapi dalam beberapa kasus dapat merupakan keadaan darurat medis yang sebenarnya. Pembengkakan kulup hanya mempengaruhi pria dan anak laki-laki yang tidak disunat.

Salah satu jenis pembengkakan kulup yang paling umum adalah phimosis, yang paling sering terjadi pada bayi dan anak laki-laki. Pada phimosis, kulup menjadi sangat bengkak sehingga tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis, atau kepala penis. Kebersihan dan infeksi yang buruk, termasuk infeksi jamur, adalah salah satu penyebab utama phimosis, terutama pada bayi dan anak-anak. Phimosis juga bisa terjadi setelah berhubungan seksual atau masturbasi. Phimosis umumnya tidak dianggap sebagai keadaan darurat medis, tetapi dapat menyebabkan masalah dengan buang air kecil. Fimosis terkadang hilang dengan sendirinya, tetapi jika gejalanya tidak hilang dalam 12 hingga 24 jam, perawatan medis biasanya disarankan.

Paraphimosis dianggap sebagai kondisi yang jauh lebih serius dan perawatan medis segera biasanya direkomendasikan untuk masalah ini. Paraphimosis terjadi ketika kulup terjebak dalam posisi ditarik, dan tidak dapat ditarik kembali ke atas kepala penis. Paraphimosis umumnya dianggap sebagai keadaan darurat medis, karena kulup yang bengkak dan tertarik dapat memotong suplai darah ke kelenjar. Tanpa pengobatan, paraphimosis dapat menyebabkan gangren pada penis, dan penis mungkin perlu diamputasi. Paraphimosis paling sering terjadi setelah hubungan seksual, masturbasi, atau ereksi. Ini juga dapat terjadi karena sunat yang dilakukan dengan buruk, cedera pada kulup atau kepala penis, atau penggunaan kateter urin.

Balanitis adalah iritasi pada kulup yang dapat menyebabkan pembengkakan kulup. Kebersihan yang buruk dapat menyebabkan balanitis, karena dapat memungkinkan bakteri berkembang biak di bawah kulup. Infeksi ragi dan infeksi menular seksual dapat menyebabkan balanitis, seperti juga reaksi alergi terhadap sabun, spermisida, dan wewangian. Dermatitis juga dapat menyebabkan balanitis, karena dapat membuat kulit khatan teriritasi. Gejala selain pembengkakan kulup biasanya menyertai balanitis, seperti gatal, keluarnya cairan dari uretra, atau ruam.