Mengompol pada anak laki-laki, secara medis dikenal sebagai enuresis nokturnal, dapat disebabkan oleh banyak masalah, yang sebagian besar tidak memiliki implikasi jangka panjang dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan saat ini. Meskipun mengompol adalah hal yang biasa terjadi pada anak laki-laki hingga usia 7 tahun, hal ini dapat berlangsung lebih lama. Penyebab mengompol yang paling umum adalah genetika, kandung kemih yang kurang berkembang, tidur nyenyak, dan stres. Mengompol pada anak laki-laki juga dapat disebabkan oleh infeksi dan, dalam beberapa kasus, dapat menjadi salah satu tanda awal diabetes pada masa kanak-kanak.
Sementara banyak anak mengalami buang air kecil yang tidak disengaja saat mereka tidur, ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada pada anak perempuan. Salah satu penyebab utama mengompol pada anak laki-laki sebenarnya adalah genetika. Studi menunjukkan bahwa jika kedua orang tua mengompol melewati usia 7 tahun, putra mereka memiliki peluang 80% untuk melakukan hal yang sama. Peluang seorang anak mengompol juga meningkat jika kerabat dekat, seperti bibi, paman, atau kakek-nenek, melakukan hal yang sama.
Anak-anak berkembang pada tingkat yang berbeda. Ini sering berlaku untuk organ mereka, khususnya kandung kemih. Mengompol pada anak laki-laki sering disebabkan oleh kandung kemih yang belum sepenuhnya tumbuh, sehingga terlalu kecil untuk mengikuti produksi urin sepanjang malam. Ini, ditambah dengan saraf yang kurang berkembang di kandung kemih yang membuat anak sulit mengetahui bahwa dia perlu buang air kecil, sering menjadi penyebab mengompol pada anak laki-laki. Tidur nyenyak, yang merupakan ciri khas anak laki-laki muda yang aktif, juga bisa menjadi penyebab mengompol; anak tidak bisa bangun meskipun memiliki keinginan untuk pergi ke kamar mandi.
Selain masalah fisik, mengompol pada anak laki-laki juga bisa disebabkan oleh masalah emosional, khususnya stres. Sementara stres itu sendiri tidak menyebabkan anak mengompol, perilaku yang digunakan anak untuk mengatasi stres mungkin terjadi. Ini bisa termasuk makan terlalu banyak makanan asin, minum terlalu banyak sebelum tidur, atau lupa pergi ke kamar mandi sebelum tidur. Makan dan minum adalah cara umum bagi anak-anak dan orang dewasa untuk memerangi stres, dan kelupaan adalah efek samping khas dari stres. Semua elemen ini digabungkan dapat menyebabkan anak laki-laki mengompol.
Walaupun mengompol pada anak laki-laki biasanya bukan masalah medis, dalam beberapa kasus bisa jadi. Infeksi kandung kemih atau ginjal sering dapat menyebabkan mengompol. Untuk beberapa anak, mengompol juga dapat dikaitkan dengan diabetes masa kanak-kanak. Salah satu gejala awal diabetes adalah sering buang air kecil. Apakah seorang anak mengompol atau tidak, anak-anak secara alami memiliki kontrol kandung kemih yang lebih sedikit daripada orang dewasa. Ketika seorang anak tiba-tiba perlu buang air kecil lebih sering daripada biasanya, mengompol bisa terjadi.
Mengompol pada anak laki-laki relatif umum dan biasanya dapat diatasi dengan bantuan orang tua. Membatasi cairan sebelum tidur dan memastikan anak pergi ke kamar mandi tepat sebelum merangkak di bawah selimut dapat secara signifikan mengurangi terjadinya buang air kecil yang tidak disengaja. Penting juga bagi orang tua untuk memahami bahwa mengompol jarang, jika pernah, merupakan tanda kemalasan atau pembangkangan; seorang anak laki-laki biasanya merasa malu karena mengompol dan akan berhenti jika dia bisa. Jika ada masalah medis yang dicurigai, berbicara dengan dokter anak anak mungkin bermanfaat dalam mengatasi masalah tersebut.