Apa Penyebab Marah pada Remaja?

Ada banyak penyebab umum kemarahan pada remaja, termasuk hormon yang selalu berubah dan kesulitan beradaptasi dengan teman sebaya dan situasi sosial, tetapi alasan lain mungkin tidak begitu jelas. Remaja mungkin mengalami kesulitan mengendalikan amarah jika mereka merasa tertekan atau berduka. Oppositional defiant disorder (ODD) juga mungkin menjadi alasan seorang remaja secara konsisten menunjukkan tanda-tanda kemarahan dan frustrasi.

Remaja kemungkinan besar mengalami perubahan hormonal, sehingga kebingungan mungkin muncul saat transformasi terjadi pada saat yang penting dalam hidup mereka. Kemarahan pada remaja mungkin terlihat ketika mereka mengalami kesulitan menyesuaikan diri karena mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi pada mereka. Demikian pula, masa remaja sering kali merupakan waktu yang penting bagi orang dewasa muda untuk berasimilasi ke dalam situasi sosial. Jika remaja tidak cocok atau merasa diinginkan dalam situasi tertentu, mengendalikan kemarahan mungkin tidak mudah bagi mereka. Remaja mungkin merasa kewalahan dan marah karena kegiatan ekstrakurikuler mereka, banyak pekerjaan rumah atau tanggung jawab lainnya.

Depresi juga bisa menjadi penyebab utama kemarahan pada remaja, meski mungkin tidak segera terlihat. Profesional kesehatan mental mencatat bahwa kemarahan adalah salah satu tanda paling umum dari depresi selama masa remaja. Gadis remaja dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan rekan laki-laki mereka. Ketika remaja laki-laki mengalami depresi, mereka cenderung menunjukkan perilaku antisosial dan masalah kemarahan.

Jika remaja tidak nyaman mengekspresikan diri di depan orang lain atau tidak yakin bagaimana menunjukkan emosi ketika mereka mengalami kehilangan dalam hidup mereka, mereka mungkin menggunakan kemarahan sebagai gantinya. Remaja yang berduka mungkin melampiaskan frustrasi dan kemarahan mereka pada dunia di sekitar mereka alih-alih berkomunikasi dan mengatasi perasaan mereka. Kemarahan pada remaja mungkin menjadi jelas jika mereka terlibat dalam kematian dalam beberapa cara, merasa bertanggung jawab atas kematian atau melihat kematian terjadi. Mereka mungkin mencoba untuk mengimbangi perasaan tidak berguna dan tidak berdaya dengan menggunakan kemarahan sebagai gantinya.

Seorang remaja yang menunjukkan kemarahan yang tidak sehat dan kesulitan mengendalikan kemarahan mungkin menderita gangguan oposisi. Penyakit ini ditandai dengan ciri-ciri tertentu, seperti keinginan yang tak terpuaskan untuk membalas dendam dengan cara apa pun, pertengkaran yang berlebihan atau terus-menerus, pembangkangan dan kurangnya tanggung jawab untuk menerima kesalahan atas kesalahan. Semua remaja mungkin menunjukkan pola perilaku ini pada waktu tertentu, tetapi remaja yang memiliki ODD akan menyerang dan terus mengganggu.