Apa Jenis Latihan Berpikir Kritis yang Berbeda?

Latihan berpikir kritis digunakan dalam pendidikan untuk mengajarkan siswa berbagai cara memecahkan masalah dan mempertimbangkan semua fakta sebelum membuat keputusan. Jenis latihan ini baik untuk orang-orang dari segala usia, karena membantu menjaga otak tetap tajam dan hanya meningkatkan keterampilan berpikir secara keseluruhan. Ada sejumlah jenis latihan berpikir kritis yang berbeda, tetapi biasanya latihan tersebut melibatkan dorongan kepada individu untuk melakukan upaya sadar untuk mengubah perspektifnya, mundur selangkah, dan memikirkan cara yang berbeda dari biasanya untuk memecahkan masalah atau memikirkan sesuatu. keluar. Salah satu latihan yang umum adalah penyajian sejumlah cerita yang berbeda, dan kemudian mendorong siswa untuk menentukan mana yang benar atau salah, atau fakta atau fiksi, dan kemudian menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan mereka.

Latihan berpikir kritis benar atau salah ini adalah cara yang baik untuk membuat siswa berpikir. Pada akhirnya, tidak masalah apakah mereka sampai pada kesimpulan yang benar atau tidak, tetapi jika mereka dapat menggambarkan proses berpikir mereka, dan menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan mereka. Hal ini akan memungkinkan guru untuk melihat apakah siswa menetapkan respon yang paling jelas, atau jika mereka benar-benar mempertimbangkan semua fakta yang diberikan kepada mereka dan semua kemungkinan hasil.

Latihan berpikir kritis lainnya melibatkan siswa untuk menggambarkan sesuatu seolah-olah mereka melihatnya untuk pertama kalinya. Misalnya, sebuah pertanyaan dapat diajukan kepada siswa untuk menjelaskan cara berkeliling kotanya dengan cara yang akan membantu pendatang baru. Ini membawa siswa keluar dari pola berpikir yang mereka tetapkan, dan memberi mereka perspektif baru, yang merupakan aspek kunci dari pemecahan masalah.

Banyak guru juga akan mengembangkan latihan berpikir kritis untuk mengajar siswa menemukan apa yang masih perlu mereka pelajari, dan bagaimana melakukannya. Dalam masalah matematika, misalnya, siswa mungkin diajarkan untuk membuat daftar fakta dan angka yang mereka miliki, serta apa yang perlu mereka ketahui untuk menjawab suatu masalah. Untuk makalah penelitian atau tugas serupa lainnya, siswa akan diminta untuk mengembangkan pertanyaan dan sekaligus mencoba mencari tahu sumber mana yang memungkinkan mereka untuk menentukan pertanyaan penelitian mereka. Daripada instruksi sederhana dan menghafal, latihan berpikir kritis memberikan siswa keterampilan dan perangkat untuk memecahkan masalah.