Apa itu Xantin Oksidase?

Xantin oksidase (XO atau XOA) adalah enzim yang mengkatalisis reaksi berantai dari pengoksidasi hipoksantin menjadi xantin dan pengoksidasi xantin menjadi asam urat dan hidrogen peroksida (H2O2). Oksidasi membutuhkan penambahan oksigen dan air. Proses ini penting karena menjelaskan bagaimana manusia mampu memetabolisme senyawa nitrogen yang disebut purin.

Ketika xantin oksidase, sejenis xantin oksidoreduktase (XOR), mengalami proses reversibel yang disebut oksidasi sulfhidril, ia diubah menjadi xantin dehidrogenase. Dalam oksidasi sulfhidril, senyawa organik yang mengandung belerang digunakan daripada air. Xanthine dehydrogenase juga mampu mengkatalisis oksidasi purin. Substrat untuk enzim ini termasuk xanthine, nicotinamide adenine dinucleotide dan air.

Sebagai enzim, xantin oksidase diklasifikasikan sebagai protein. Ini terutama diproduksi dan terletak di hati. Ketika hati rusak, sel-sel hati melepaskan xanthine oxidase ke dalam darah. Oleh karena itu, ketika seorang dokter mencurigai bahwa seorang pasien memiliki masalah hati, tes darah untuk enzim ini mungkin akan diminta.

Berat molekul enzim ini adalah 270,000 unit. Tindakan katalitiknya adalah karena adanya dua atom molibdenum, delapan atom besi, dan dua molekul flavin. Ini mengandung logam molibdenum dan besi, sehingga xantin oksidase juga diklasifikasikan di bawah kelompok metaloprotein.

Kekurangan XO atau kerabatnya dapat menyebabkan kondisi yang disebut xanthinuria. Ketika enzim ini kurang, xanthine terakumulasi dalam darah. Konsentrasi tinggi xantin yang tidak terselesaikan pada akhirnya dapat membebani ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal. Kondisi ini belum memiliki pengobatan yang pasti. Orang yang terkena, bagaimanapun, disarankan untuk tidak makan makanan tinggi purin, seperti daging dan kacang-kacangan, dan minum banyak air untuk membantu ginjal.

Atau, seseorang mungkin memiliki xanthine oxidase yang tidak mencukupi karena kekurangan molibdenum atau mineral besi. Dalam hal ini, suplementasi nutrisi biasanya diterapkan. Molibdenum dapat diberikan dalam bentuk natrium molibdat atau amonia molibdat. Besi dapat disampaikan dalam bentuk senyawa besi, seperti besi sulfat dan besi glukonat.

Ketika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak purin atau ketika xantin oksidase tubuh terlalu aktif, kadar asam urat yang berlebihan dapat diproduksi, yang mengarah ke kondisi yang disebut hiperurisemia. Terlalu banyak asam urat dalam tubuh dapat menyebabkan asam urat, batu ginjal dan gagal ginjal. Untuk menghindari konsekuensi ini, orang yang menderita hiperurisemia disarankan untuk mengurangi asupan makanan kaya purin dan diberi resep penghambat XO. Contoh inhibitor XO adalah allopurinol, oxypurinol dan febuxostat.