Termometer resistansi platinum, paling sering disebut sebagai PRT, adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam suatu rangkaian. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi perubahan yang mungkin terjadi dalam jumlah hambatan listrik yang mungkin dimiliki material dalam kasus suhu ekstrim. Penggunaan platinum dengan cepat menjadi standar dalam perangkat termal resistif karena kemampuannya untuk tetap akurat dalam merasakan suhu dalam proses industri yang berlangsung pada atau di bawah 1112 derajat Fahrenheit (600 derajat Celcius).
Termometer resistansi platinum telah menjadi salah satu RTD yang paling umum digunakan dalam aplikasi industri. Termometer resistansi platinum juga telah menjadi standar dalam termometer resistansi karena pemanfaatannya dari platinum. Platina meningkatkan pengulangannya di seluruh sirkuit tempat termometer digunakan.
PRT tersedia dalam beberapa bentuk berbeda. Masing-masing bentuk ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Resistor karbon, misalnya, telah digunakan sebagai standar selama beberapa waktu karena keandalan dan ketersediaannya, serta harganya yang murah. Namun, dengan bentuk sirkuit baru yang menjadi norma industri, resistor karbon mungkin tidak selalu menjadi sumber daya yang kompatibel.
Resistor film adalah alternatif untuk resistor karbon. Resistor film menawarkan waktu respons yang cepat dan murah karena film tipis platinum yang digunakan bersama dengan lapisan substrat resistor. Namun, kedua komponen ini memuai dan mengerut pada kecepatan yang berbeda, yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dan ketegangan pada resistor.
Alasan lain platinum digunakan sebagai bahan standar dalam termometer resistansi adalah karena kecenderungan alaminya terhadap kelembaman kimia. Bahan lain biasanya tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada termometer resistensi ketika platinum digunakan sebagai bahan tahan. Dengan demikian, termometer resistansi platinum dapat digunakan dalam aplikasi industri yang lebih luas. Selanjutnya, karena fakta bahwa termometer resistansi bergantung pada variasi suhu untuk memberikan tingkat resistansi yang berbeda yang dibutuhkan dalam rangkaian, akurasi yang diberikan platinum merupakan keuntungan.
Keterbatasan yang dialami termometer resistensi platinum ditemukan dalam aplikasi yang mencapai suhu umum yang melebihi 1200 derajat Fahrenheit (650 derajat Celcius). Temperatur ekstrim ini menciptakan kemungkinan adanya pengotor kimia di dalam platinum, membuat termometer resistansi tidak akurat. Juga, ketika aplikasi industri yang memerlukan penggunaan PRT mencapai suhu umum -463 derajat Fahrenheit (-275 derajat Celcius) atau kurang, kemungkinan ketidakakuratan dengan termometer resistansi platinum meningkat secara substansial.