Minuman Jepang yang eksotis, teh genmai cha juga dikenal sebagai teh rakyat atau teh beras merah. Minuman full leaf ini dibuat dari menyeduh nasi dan daun teh hijau secara bersamaan. Hasilnya adalah teh pencuci mulut yang manis dan pedas yang populer di banyak daerah.
Nama lain teh yang biasa disebut adalah teh rakyat. Ini karena akarnya dalam sejarah petani Jepang. Secara historis, teh adalah barang mewah yang mahal. Untuk membantu membuat komoditas mahal seperti itu bertahan, petani Jepang mencampur daun teh mereka dengan nasi panggang. Dari prosedur sederhana ini, rasa teh genmai cha lahir.
Genmai cha, atau genmaicha, terkadang mengeluarkan suara letupan saat nasi dimasak dengan daun teh. Untuk alasan ini, ia juga dikenal sebagai teh popcorn. Beberapa bahkan mengklaim bahwa rasanya mirip dengan popcorn. Teh ini memiliki daun kuning muda dan menghasilkan rasa rumput yang lembut dikombinasikan dengan nasi panggang pedas yang digunakan untuk menyeduhnya.
Untuk menyeduh teh genmai cha, air harus direndam pada suhu 176 hingga 185 derajat Fahrenheit (80 hingga 85 derajat Celcius). Tiga sampai lima menit menyeduh umumnya direkomendasikan untuk hasil terbaik. Beberapa orang, yang lebih menyukai teh yang lebih ringan, mungkin menyeduhnya selama satu menit. Teh genmai cha dianggap sebagai teh yang mudah untuk diseduh. Meski kebanyakan orang lebih menyukai minuman hangat, minuman ini juga bisa dinikmati dalam keadaan dingin.
Matcha-iri genmaicha adalah bentuk populer dari teh genmai cha. Menampilkan tambahan matcha, atau teh hijau bubuk, ini adalah versi khas dari teh yang dijual di pasaran. Matcha-iri genmaicha biasanya lebih hijau daripada kuning. Tehnya juga seringkali lebih kuat dari teh genmai cha biasa. Saringan halus direkomendasikan saat menyeduh teh ini, karena daunnya kecil dan dapat dengan mudah tertinggal di produk jadi.
Orang-orang dari semua lapisan masyarakat menikmati minuman ini. Anak-anak Jepang khususnya menikmati teh ringan sebagai bagian dari kudapan sepulang sekolah. Banyak orang memilih untuk minum teh sebelum tidur untuk membantu menimbulkan perasaan rileks. Murah, sederhana, dan tersedia, itu dianggap sebagai minuman yang menghangatkan dan menenangkan, terutama selama bulan-bulan dingin dalam setahun.
Legenda Jepang yang populer menyajikan alternatif yang menarik untuk sejarah minuman ini. Selama tahun 1400-an, seorang panglima perang samurai di Hakone marah ketika pelayannya, yang disebut Genamai, menumpahkan beras dari sakunya ke dalam teh hijau samurai selama pertemuan. Samurai itu membunuh pelayan itu dan melanjutkan pertemuannya, tetapi ternyata minuman manjanya sangat enak. Untuk menghormati pelayan itu, dia kemudian menyatakan bahwa teh itu harus disebut teh genmai cha.