Apa itu Tantum Jamak?

Tantum jamak adalah kata benda yang hanya muncul dalam bentuk jamak dan tidak memiliki padanan tunggal. Itu diakhiri dengan afiks jamak seperti “s” di celana dan gunting. Tantum adalah kata Latin yang berarti “hanya” dan jamak adalah bahasa Latin untuk “jamak”, jadi terjemahan harfiah dari istilah tersebut adalah “jamak saja.” Hal ini sering disebut sebagai “plurale tantum.”
Ada banyak bahasa yang memiliki pluralia tantum seperti bahasa Inggris, Rusia, Swedia dan Belanda, tetapi plural tantum dalam satu bahasa belum tentu sama dengan plural tantum dalam bahasa lain. Gunting, misalnya, adalah tantum jamak dalam bahasa Inggris tetapi tidak dalam bahasa Swedia di mana kata “en sax” berarti “gunting.” Penetapan pluralia tantum tampaknya bersifat arbitrer. Pluralia tantum biasanya kata benda yang dapat dihitung tetapi dengan bantuan kata “pasangan” seperti dalam tiga pasang gunting.

Banyak, tetapi tidak semua, pluralia tantum menunjukkan objek yang terdiri dari dua bagian seperti celana panjang atau kacamata. Demikian pula, tidak semua kata benda yang mewakili objek yang terdiri dari dua sisi mengambil bentuk ini. Sepeda, misalnya, adalah kata benda biasa dengan jamak dan tunggal.

Kebalikan dari plural tantum adalah singulare tantum yang artinya kata benda hanya muncul dalam bentuk tunggal. Ini biasanya kata benda yang tidak dapat dihitung seperti “informasi” dan “debu.” Kata benda ini terbagi dalam tiga kategori: kata benda massal, seperti kayu dan udara; kata benda abstrak seperti kemarahan dan kebencian dan kata benda kolektif seperti buah dan nasi.

Kata benda tantum jamak relatif jarang dibandingkan dengan kata benda biasa. Kadang-kadang mereka muncul dalam kata benda majemuk seperti diri mereka sendiri seperti “perlombaan senjata” atau “pembuat jeans” tetapi mereka juga dapat muncul sebagai bentuk tunggal dalam senyawa seperti “kantong celana”. Tampaknya tidak ada sajak atau alasan dalam penggunaannya dan ini dapat menyebabkan kesulitan bagi pelajar bahasa kedua. Pluralia tantum adalah pengecualian dari aturan dan penggunaannya harus dipelajari dengan hati. Untuk penutur asli, penggunaannya mungkin tampak logis tetapi dalam bahasa asing, mereka bisa sangat membingungkan.

Dengan penggunaan kata-kata seperti gunting atau celana, tidak ada konsepsi langsung tentang angka. Misalnya, dengan perintah “berikan gunting itu”, mungkin ada satu atau banyak gunting yang harus diserahkan. Juga, tidak benar menggunakan kata ganti pengarah “itu” sebagai ganti celana. “Mereka” harus digunakan bahkan jika hanya ada satu celana yang dirujuk. Ini adalah konstruksi gramatikal di mana jumlah kata yang digunakan tidak selalu sesuai dengannya; melainkan ada implikasi dari nomor tersebut. Inilah yang dalam istilah gramatikal disebut sinesis.