Tahap lisan adalah yang pertama dari serangkaian tahap dalam teori perkembangan psikoseksual yang diusulkan oleh Sigmund Freud, seorang psikoanalis abad ke-20 yang terkenal. Freud percaya bahwa perkembangan seksual yang sehat mengikuti serangkaian tahapan, dimulai sejak lahir, ketika orang belajar tentang tubuh mereka dan mengembangkan asosiasi positif dan negatif tentang area tubuh tertentu. Pada setiap tahap, berbagai peristiwa dapat berkontribusi pada fiksasi pada area tubuh tertentu yang mungkin bermanifestasi dalam bentuk masalah psikologis atau seksual.
Pada tahap oral, yang berlangsung sejak lahir hingga sekitar 18 bulan atau dua tahun, fiksasinya adalah mulut. Mulut adalah cara tubuh mengambil makanan, dengan bayi secara harfiah memenuhi kebutuhan mereka melalui mulut. Mulut juga sangat sensitif, seperti juga area di sekitar mulut, pada awal perkembangan. Banyak bayi suka mengeksplorasi sensasi taktil dengan mulut mereka, itulah sebabnya mereka mengunyah, mengunyah, dan menjilat sesuatu.
Menurut Freud, seorang bayi yang berkembang dengan cara yang sehat selama tahap lisan belajar untuk mempercayai orang dan mengembangkan rasa nyaman. Tahap lisan juga dapat memfasilitasi kemandirian dan pengembangan batas-batas pribadi ketika bayi mulai belajar bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka. Saat fase oral hampir berakhir, bayi dapat mengalami konflik selama penyapihan, dan kemudian masuk ke tahap anal, yang melibatkan fiksasi pada anus dan hal-hal yang muncul darinya.
Jika perkembangan selama tahap oral tidak berkembang dengan cara yang sehat, Freud percaya bahwa hal itu dapat berkontribusi pada pengembangan fiksasi oral. Individu dengan fiksasi oral mungkin terus menggigit, mengunyah, menjilat, dan mengisap sesuatu sebagai bentuk eksplorasi hingga dewasa. Fiksasi oral juga dikreditkan sebagai kekuatan motivasi untuk merokok, makan berlebihan, dan aktivitas lain yang melibatkan mulut. Freud menyarankan bahwa tidak memenuhi kebutuhan bayi selama tahap oral dapat menyebabkan fiksasi oral, dan melebihi kebutuhan ini dapat memiliki hasil yang serupa.
Ada banyak perdebatan tentang tahapan perkembangan psikoseksual. Sementara banyak orang di bidang psikologi mempelajarinya, karena Freud memiliki pengaruh yang luar biasa di bidangnya, tidak semua praktisi mempercayai teori ini. Yang lain percaya bahwa sementara bagian dari teori dan gagasan di baliknya mungkin masuk akal, perkembangan masa kanak-kanak dan seksual lebih kompleks, dan teori ini tidak cukup menjelaskan semua proses yang terlibat dalam perkembangan psikologis yang sehat.