Starter tempe adalah bahan yang telah diinokulasi dengan spora tertentu sehingga dapat ditambahkan ke kedelai untuk membuat produk makanan fermentasi yang dikenal sebagai tempe. Starter harus digunakan untuk memastikan bahwa jenis spora yang benar berakar pada kedelai sehingga memiliki peluang terbaik untuk membuat tempe. Dalam kondisi yang tidak tepat, alih-alih difermentasi dengan benar, kedelai sebenarnya dapat diliputi oleh bakteri atau jamur yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkannya rusak dan menjadi tidak dapat dimakan. Hasil akhir dari penggunaan starter tempe pada kedelai adalah blok kacang fermentasi yang dapat diiris dan digunakan dalam masakan.
Ada dua jenis spora jamur yang digunakan untuk membuat starter tempe. Mereka adalah Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Keduanya ditemukan di alam dan terjadi secara normal di tanah tempat jamur tumbuh. Beberapa variasi telah dibudidayakan lebih lanjut agar lebih menguntungkan untuk produksi dan tersedia secara komersial. Variasi ini terkadang berusaha untuk menghasilkan produk yang lebih konsisten dengan membuat warna cetakan menjadi seragam, atau dapat membantu mempercepat proses fermentasi dalam keadaan tertentu.
Saat membuat tempe, ada dua cara berbeda untuk memasukkan spora starter ke dalam kedelai. Yang pertama adalah dengan menggunakan sepotong kecil tempe dari batch sebelumnya yang berhasil disimpan hidup-hidup. Spora aktif di starter dapat ditransfer ke batch baru, seperti starter roti. Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan starter tempe bubuk (PTS).
Bubuk starter tempe menggunakan bahan dasar tepung beras atau kedelai giling yang telah diolah dengan spora yang benar. Bubuk mudah dibawa dan dapat dengan mudah ditambahkan ke campuran apa pun. Keuntungan lain adalah bahwa starter bubuk dapat disimpan selama berbulan-bulan di dalam freezer untuk mengawetkan spora hidup.
Membuat tempe langsung dari starter tempe bukanlah proses yang mudah dan memerlukan perhatian khusus dan terkadang peralatan khusus. Agar starter berhasil tumbuh subur di dalam kedelai, jumlah kelembapan dan suhu perlu dikontrol. Secara khusus, spora perlu difermentasi pada suhu 88° Fahrenheit (sekitar 31° Celcius) untuk hasil terbaik; suhu terlalu jauh di luar kisaran itu dapat menyebabkan spora mati atau tidak berkembang biak cukup cepat untuk mempertahankan fermentasi. Satu hal yang dapat diamati ketika bekerja dengan starter tempe adalah jamur hitam gelap dapat muncul di permukaan kedelai. Warna gelap ini sebenarnya adalah hasil dari perkembangbiakan jamur dan merupakan tanda bahwa ia sehat.