Sopan santun adalah seperangkat perilaku yang menandai seseorang sebagai anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Tata krama biasanya diajarkan sejak usia sangat muda, dengan beberapa orang menerima pelatihan tambahan dalam etiket, aturan perilaku formal yang berlaku untuk berbagai situasi. Seseorang yang tidak memiliki tata krama yang baik dapat dianggap tidak sopan atau tidak pantas, dan dia mungkin berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam banyak situasi sosial.
Perilaku yang tepat yang terlibat dalam perilaku yang baik bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi budaya memainkan peran penting dalam sopan santun, seperti halnya keyakinan agama, status sosial, dan kelas ekonomi. Apa yang mungkin dianggap sebagai perilaku yang pantas di Gedung Putih dapat dianggap sangat tidak pantas di Kremlin, sementara standar perilaku yang dapat diterima sepenuhnya di pedesaan Yunani mungkin tidak dianggap pantas dalam pertemuan dengan Ratu Inggris. Sebagai aturan umum, orang mempelajari tata krama yang berkaitan dengan situasi sosial, ekonomi, dan budaya khusus mereka, dan pelancong harus mempelajari aturan perilaku khusus agar sesuai saat mereka mengunjungi masyarakat lain.
Sopan santun berkaitan dari segala hal mulai dari cara memperkenalkan orang hingga cara makan. Sementara sifat yang tepat dari sopan santun dapat bervariasi, prinsip-prinsip yang mendasarinya tidak. Tata krama yang baik melibatkan memperlakukan orang dengan hormat dan sopan, dan memastikan bahwa orang lain merasa nyaman dalam berbagai situasi. Aturan Alkitab yang lama tentang “lakukan seperti yang akan Anda lakukan” kadang-kadang digunakan sebagai ilustrasi tentang bagaimana tata krama seharusnya bekerja.
Seseorang yang telah dilatih dengan baik biasanya akan menunjukkan lebih banyak rasa hormat dan hormat kepada orang-orang yang lebih tua, serta orang-orang yang memegang posisi otoritas senior. Tata krama yang tepat biasanya melibatkan penggunaan bentuk sapaan yang penuh hormat, seperti gelar formal, dan menyesuaikan diri dengan situasi sosial untuk menggunakan aktivitas orang lain sebagai isyarat perilaku. Misalnya, seseorang yang belum pernah makan malam formal masih bisa menunjukkan sopan santun dengan mengikuti contoh orang lain di sekitar meja.
Tata krama yang baik pergi jauh di sebagian besar masyarakat. Orang yang sopan cenderung lebih maju dalam dunia bisnis, dan mereka juga lebih sering diundang sebagai tamu dan disambut di masyarakat. Dalam situasi sosial yang tegang, kesadaran akan sopan santun dan aturan perilaku sosial dapat membantu meredakan ketegangan, atau setidaknya untuk menghindari insiden serius, dan perhatian seseorang terhadap kode etik yang tepat akan diingat. Pelancong yang meluangkan waktu untuk belajar tentang kode etik di daerah yang mereka kunjungi akan sering menemukan jalan mereka dihaluskan, dan mereka akan disambut kembali di masa depan.