Sintaks melihat aturan bahasa, terutama bagaimana berbagai bagian kalimat berjalan bersama. Sementara mirip dengan morfologi, yang melihat bagaimana unit linguistik terkecil yang bermakna, yang disebut morfem, dibentuk menjadi kata-kata lengkap, sintaksis memeriksa bagaimana kata-kata yang terbentuk sepenuhnya cocok bersama untuk membuat kalimat yang lengkap dan dapat dimengerti. Memahami sintaksis bahasa penting untuk memahami apa yang membuat kalimat benar secara tata bahasa.
Tujuan Sintaks
Ahli bahasa dan tata bahasa yang mempelajari sintaksis belum tentu preskriptivis, yang berarti mereka tidak berusaha memberi tahu orang-orang bagaimana “dengan benar” membentuk sebuah kalimat. Sebaliknya, mereka deskriptif, dalam arti mereka melihat bagaimana orang benar-benar berbicara dan kemudian membuat aturan yang menggambarkan apa yang komunitas bahasa anggap gramatikal atau non-tata bahasa. Sintaks berhubungan dengan sejumlah elemen, yang semuanya membantu memfasilitasi pemahaman melalui bahasa. Tanpa aturan, tidak akan ada dasar untuk membedakan makna dari sekumpulan kata yang dirangkai; sedangkan aturan-aturan ini memungkinkan jumlah kalimat yang hampir tak terbatas.
Urutan Kata dalam Konstruksi Bahasa
Mungkin aspek sintaksis yang paling penting adalah bagaimana berbagai bagian ucapan terhubung bersama. Setiap bahasa memiliki aturan yang menentukan di mana jenis kata tertentu dapat digunakan dalam sebuah kalimat, dan bagaimana menafsirkan kalimat yang dihasilkan. Pembelajar bahasa baru harus memahami bagaimana susunan kata ini disusun, yang bisa jadi sulit bagi seseorang yang terbiasa dengan bahasa yang berbeda.
Dalam bahasa Inggris, urutan dasarnya adalah “Subject-Verb-Object;” ini berarti bahwa dalam kalimat sederhana, frasa kata benda pertama adalah subjek, dan predikat berikutnya termasuk frasa kata kerja dan mungkin mengandung objek. Hal ini memungkinkan penutur bahasa Inggris untuk memahami bahwa dalam kalimat “Anak laki-laki yang menendang bola”, “anak laki-laki” adalah subjeknya, dan oleh karena itu yang melakukan tendangan, sedangkan “bola” adalah objek yang ditendang. Jika seseorang menulis kalimat, “Bola menendang anak laki-laki itu,” artinya akan terbalik agak aneh, dan “Menendang bola anak laki-laki itu,” akan segera dikenali sebagai pelanggaran urutan sintaksis dasar dan dibaca sebagai omong kosong.
Namun, tidak semua bahasa mengikuti urutan yang sama ini. Dalam bahasa Spanyol, misalnya, urutan kata lebih fleksibel dalam banyak kasus, dan berfungsi untuk menggeser penekanan kalimat daripada maknanya. Demikian pula, kata sifat dalam bahasa Inggris biasanya mendahului kata yang mereka gambarkan, sementara kata sifat muncul setelah kata yang dijelaskan dalam bahasa seperti Prancis.
Bagian dari pidato
Aspek lain dari sintaksis mencakup berbagai bagian pidato yang digunakan bahasa dan memisahkan kata-kata bahasa ke dalam kelompok-kelompok ini. Setiap bagian pidato pada gilirannya memiliki berbagai aturan yang dapat diterapkan padanya, dan aturan lain yang menentukan kapan tidak dapat digunakan. Bahasa Inggris, misalnya, menggunakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan jenis kata lainnya, sementara bahasa yang berbeda mungkin tidak memiliki kelas terpisah untuk kata sifat atau menggunakan kelas yang tidak ditemukan dalam bahasa Inggris. Bahasa Thailand, misalnya, tidak membedakan antara kata sifat dan kata keterangan, sedangkan bahasa Jepang memiliki beberapa jenis kata yang bertindak sebagai kata sifat.
Kalimat Run-On dan Tidak Lengkap
Melalui pemahaman sintaksis yang tepat, pembicara dan penulis tahu bagaimana kalimat harus dipecah. Ketika dua atau lebih kalimat digabungkan secara tidak benar menjadi satu kalimat, biasanya akan terjadi “run-on”. Demikian pula, kalimat yang tidak mengandung ide sintaksis lengkap, seperti “Berenang cepat ke bank”, dianggap tidak lengkap. Memahami aturan linguistik memungkinkan pembicara dan penulis untuk secara efektif mengkomunikasikan ide-ide kepada orang lain.