Apa itu Sibling Rivalry?

Sibling rivalry menggambarkan hubungan kompetitif antara saudara kandung. Seringkali persaingan adalah hasil dari keinginan untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar dari orang tua. Namun, bahkan orang tua yang paling berhati-hati sekalipun dapat berharap untuk melihat persaingan saudara kandung dalam permainan sampai taraf tertentu. Anak-anak cenderung secara alami bersaing satu sama lain untuk tidak hanya perhatian dari orang tua tetapi untuk pengakuan di dunia.

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk sibling rivalry. Kakek-nenek yang lebih menyukai satu cucu daripada yang lain kemungkinan besar akan mempengaruhi bagaimana saudara kandung berperilaku satu sama lain, seperti halnya perlakuan orang tua. Urutan kelahiran juga menjadi faktor. Tidak ada anak yang dapat memahami dengan baik pengenalan bayi baru ke dalam rumah, dan bahkan anak yang lebih besar mungkin akan terganggu oleh hal ini. Perasaan tergantikan atau tergantikan seringkali menjadi penyebab kecemburuan dari pihak kakak.

Kepribadian seorang anak juga dapat berpengaruh pada seberapa banyak sibling rivalry akan terjadi dalam sebuah rumah. Beberapa anak tampaknya secara alami menerima perubahan, sementara yang lain mungkin secara alami kompetitif, dan menunjukkan sifat ini jauh sebelum saudaranya memasuki rumah.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak sedini mungkin dapat menunjukkan kesadaran diri dan merasakan perbedaan perlakuan antara dirinya dan saudara kandungnya. Ini bisa menjadi rumit ketika seorang anak masih sangat kecil karena mereka tidak dapat memahami, misalnya, kebutuhan ibu untuk menyusui bayi atau menggendong bayi setiap kali ia menangis. Tiba-tiba, seorang anak berusia satu tahun merasa bayinya sekarang menjadi favorit ibu atau ayah, dan kesan awal ini dapat membentuk hubungan seumur hidup dengan adiknya.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa persaingan saudara kandung terbesar cenderung ditunjukkan antara saudara laki-laki, dan paling sedikit di antara saudara perempuan. Secara alami ada pengecualian untuk aturan ini, dan hubungan saudara laki-laki/perempuan atau saudara perempuan/saudari mungkin sama kontroversialnya, jika tidak lebih, daripada hubungan saudara laki-laki/saudara.

Penjelasan awal dari persaingan saudara kandung termasuk Freudian. Freud melihat persaingan saudara kandung sebagai hasil dari kompleks Oedipal. Sama seperti anak laki-laki bersaing dengan ayah mereka untuk mendapatkan perhatian ibu mereka, demikian pula saudara kandung secara alami bersaing untuk mendapatkan perhatian. Istilah, persaingan saudara, tidak benar-benar diperkenalkan sampai tahun 1941, dan merupakan bagian dari penjelasan oleh David Levy tentang respon alami untuk memperkenalkan anak baru ke dalam rumah.

Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya mengalahkan persaingan saudara kandung, itu dapat dikurangi dengan tindakan orang tua. Yang paling penting adalah memastikan untuk menghabiskan waktu bersama setiap anak sendirian, dan juga menginvestasikan waktu yang dihabiskan bersama sebagai satu keluarga. Anak-anak yang memiliki rasa kuat sebagai bagian dari keluarga cenderung melihat saudara kandung sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri.
Mendorong persaingan, terutama di mana kemenangan adalah tujuannya, dapat memicu persaingan saudara kandung yang parah. Sebaliknya, orang tua yang dapat mencontoh persaingan yang sehat, di mana partisipasi adalah objeknya cenderung memiliki anak yang merasa kurang suka berdebat.
Seringkali, orang tua mungkin terikat lebih dekat dengan anak yang paling mirip dengan mereka atau pasangan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan perlakuan istimewa, yang hampir selalu menghasilkan persaingan saudara kandung yang ekstrem, atau saudara kandung dengan harga diri yang sangat rendah. Orang tua harus bekerja keras untuk mencari tahu hal-hal indah apa yang ada pada anak yang tidak disukainya.

Orang tua sebaiknya mengingat bahwa persaingan saudara kandung hari ini suatu hari nanti dapat mengakibatkan saudara kandung terputus dari satu sama lain ketika orang tua pergi. Terus mendorong kebersamaan keluarga, memperlakukan saudara kandung secara adil, dan menggunakan konseling keluarga untuk membantu menahan persaingan saudara kandung yang berlebihan pada akhirnya dapat melayani anak-anak di masa dewasa mereka.